Adven: Apa & Kenapa Perlu?


Usai diskusi.(Foto: FKPMKP/Doc.Ist)
Forum Komunikasi Pelajar Mahasiswa Katolik Tanah Papua Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu, (03/12/16) bertempat Kantin Mricam Realino, Universitar Sanata Dharma, gelar diskusi: “Mengapa Gereja Katolik Memiliki Masa Adven?”

Dalam diskusi tersebut, peserta diskusi menceritakan secara pintas mengenai masa Adven menurut pemahaman dan cara mereka memandang Advent itu sendiri.

Andre, mahasiswa Papua asal Keuskupan Timika ini menjelaskan, masa adven sebagai masa persiapan. Persiapan untuk menyambut Tuhan Putra Allah yang diutus ke Dunia. Menurutnya, dibutuhkan kesipan yang matang, artinya menjauhkan segala pandangan-pandangan negatif.

“Setiap orang pasti luput dari dosa. Akan tetapi yang menjadi perdebatan dalam hati saya, mengerti akan persiapan diri, berusaha menjauhkan segala hal yang negatif, yang tentunya membuat orang lain tersakiti dll, tetapi mengapa masih ada manusia yang membunuh manusia lain saat mau dekat natal,” tandasnya.

Kalau lihat keadaan saat ini, lanjut Andre, di Papua saat Adven, masih terjadi pembunuhan dan penembakan.

Masa Adven adalah masa empat minggu sebelum hari Natal, ketika Gereja merayakan kedatangan Kristus yang pertama dan mengharapkan kedatangan-Nya yang kedua. Hari pertama Adven dapat jatuh antara tanggal 27 November sampai 3 Desember.

Anselmus Tebai, mahasiswa Teknik Sipil asal Keuskupan Timika ini menjelaskan, Masa adven masa persiapan diri. Masa Adven ini mengajak kita untuk siap menyambut Bayi Yesus. Sejauh mana  kesiapan kita, dan mampukah kita mengampuni sesama, untuk menyambut kedatangan Yesus.

Herman Degei berpendapat bahwa Masa adven,  masa dimana kita persiapkan dan pertobatan diri untuk menyambut dan menerima Bayi Yesus.

Andre menambahakn, secara keseluruhan, bagamana saya  menciptakan diri untuk melawan semua keinginan-keinginan negatif yang merugiakan orang lain dan diri pribadi.

“Kita juga diajak untuk mengampuni kepada sesama kita. Namun, melihat kondisi saat ini yang tentunya juga menjadi perdebatan dalam hati   kita, terutama di Papua” kata mahasiswa Papua, asal Keuskupan Timika ini.

Tanyanya, masa adven masa pertobatan, dan mengerti akan persiapan diri, berusaha menjauhkan sikap-sikap negatif tetapi kenapa ada yang dibunuh, diterlantarkan. Secara keseluruhan kita melihat persoalan ini, muncul sikap perlawanan diri. Bagaimana kita perlakukan diri kita saat situasi seperti ini menimpa kita, apakah kita harus diam? Sedangkan kita memberi kesempatan pada orang lain untuk memperlakukan kita dengan tindakan-tindakan negatif. Kalau saya melawan, apakah masa penantian saya akan gagal?

Sementara itu, mahasiswa Papua lain asal Mapiha, Keuskupan  Timika, Yosep Degei, menjelaskan  pentingnya kesiapan kita untuk menyambut Bayi Yesus.

“Persiapan dan pertobatan itu penting, walau dosa itu kita lakukan setelah ada pertobatan, tetapi dosa tidak terlepas dari kita sebagai manusia. Pasti jatuh dalam dosa yag sama, namun pasti ada jalan keluarnya untuk memperiapkan diri untuk meyambut bayi Yesus,” jelas Degei.

Sebab, lanjut Dia, sakin salahnya kita adalah kita tidak siapkan diri untuk menerima bayi Yesus dalam hati kita. Untuk itu melalui masa Adven mengajak kita untuk mengurangi semua kebiasaan yang salah  agar saat datangnya Bayi Yesus benar-benar kita rasahkan dalam hati kita.

Pada dasarnya gereja mengajarkan kita akan persiapan untuk menyongsong perayaan kelahiran Yesus di Betlehem. Persiapan itu dilakukan baik dalam perayaan-perayaan liturgis maupun dalam hidup rohani pribadi.  Adven menunjukkan bahwa keselamatan yang telah kita terima dari Allah akan dibawa ke kesempurnaan pada akhir zaman (1 Ptr 1:5). Seluruh hidup manusia adalah wadah pelaksanaan janji-janji Allah yang akan terpenuhi pada ”hari Tuhan” (1 Kor 1:8; 5:5).

Kemudian anggota FKPMKP usai diskusi ini menyimpulkan, masa adven ditandai dengan masa persiapan dan penantian. Persiapan pemulihan hati, pencerahan dan pertobatan menyambut Bayi Yesus. Berusaha menjauhkan segala pandangan negatif yang membuat orang lain tersakiti, terlantarkan dan lainnya. Secara keseluruhan bagamana saya  menciptakan diri untuk melawan semua keinginan-keinginan negatif yang merugiakan orang lain dan diri pribadi sebelum saatnya Bayi Yesus datang ke dunia.

Untuk itu, yang menjadi pertanyaan  bersama yang menjadi renungan ziara batin pada masa Adven ini sebagai berikut:

1.Sudahkah saya selama setahun ini menata hidup beriman dengan lebih baik dan dewasa?

2.Sejauh mana saya telah memaknai hidup sebagai seorang Kristiani?

3. Sudahkah saya berdamai dengan diri sendiri?

4.Sudahkah saya menyiapkan hati saya untuk menyambut kedatangan Sang Juru selamat ?


(MK)

Unknown

Tidak ada komentar :

Posting Komentar