Dimana Allah Berada?
Penulis : J.Darminta, SJ
Penerbit : Kanisius
Tahun : 2006
Tebal Buku : 47 halaman
Dalam kehidupan kita banyak yang bertanya-tanya Diamana Allah Berada?
Keyakinan akan Allah dewasa ini belum mampu meyakini Allah benar-benar hadir dalam hidup kita. Kesadaran kita untuk meyakini bahwa benar-benar Allah hadir didalam hati kita namun kita seakan dijauhkan oleh tawaran-tawaran Duniawi semata. Mata hati kita seakan dibutakan oleh realita hidup saat ini yang membuat kita puas dengan apa yang telah kita peroleh.
Meski manusia berdosa dan karena itu hidup berpeluang banyak menyebarkan kutukan, ketika manusia dilalui dengan hal dosa dalam perjalan hidup. Hidup dalam dosa digambarkan hidup dalam kegelapan yang membuat kita hidup dengan ketidakpastian, ketidakjelasan, kekaburan dan kekacauan yang membuat keliru sehingga mengalami kesengsaraan.
Namun Allah tidak berdiam diri dan membiarkan hidup kita berada dalam kegelapan dan menyengsarakan. Untuk itu, Romo J.Darminta, SJ mencoba mengajak kita untuk menyadari dan memahami arti sebuah kehidupan lewat sebuah buku yang berjudul “Dimana Allah Berada?”.
Buku ini memberikan motivasi serta dorongan bagi kita untuk bertolak ke tempat yang dalam untuk mengarungi perjalan hidup kita. Menemukan Allah yang sesungguhnya adalah keinginan setiap orang. Allah tetap mencintai umat manusia dan tidak pernah luntur. Buku ini juga mengajak kita untuk merenungkan janji-janji berkat Allah dari waktu ke waktu. Janji Allah kepada nabi-babi yang membebaskan manusia dari generasi ke generasi, hingga adanya generasi baru, dimana Allah nyatakan janjinya, seperti yang dituturkan oleh Matius dalam silsilah Yesus Kristus Putra Daud. Keberadaan Allah semakin nyata melalui orang-orang tidak diperhitungkan oleh mata dunia.
Selain itu , hal yang berbeda berdasarkan pikiran dan harapan manusia yang biasa membayangkan Allah akan menyertai dan memberi kita sesuai dengan yang kita inginkan atau butuhkan justru sebaliknya Allah membawa berkat melalui kerendahan, kemiskinan serta kehinaan di mata dunia.
Yesus sendiri adalah buah dari daya Roh Kudus dari Allah Bapa. Ini mengandung pesan kepada kita. Setiap Ibu yang mengandung anak adalah ibu semua kehidupan, membawa kehidupan kehidupan kudus dari Allah.
Dikandungnya Yesus Kristus menegaskan kembali kepada kita bahwa hidup sungguh kudus, harus dihormati dan bahkan dibela.
Kemudian, kita diajak untuk berjalan dalam kekudusan hidup, seperti mebuahkan damai dalam hidup ini, membangun kembali hidup dengan perbuatan-perbuatan baik, karena perbuatan baiklah yang menerangi hidup untuk melangkah menuju kedamaian, persaudaraan dan keadilan. Kita diajak juga untuk mengawali dari hal-hal yang kecil dan sederhana menuju ke lebih besar dan rumit untuk menuju pada kehidupan yang kudus dalam kesederhanaan.
Untuk itu, mencari Dia yang punya kuasa atas hidup lewat pengalaman hidup kita dan pergaulan terhadap sesama manusia terutama lewat keluarga. Karena bagi banyak orang, keluarga adalah tempat untuk berkenalan dengan Allah. Allah kuasa melalui pinggiran. Daerah pinggiran yang tidak diperhitungkan oleh manusia namun diperhitungkan oleh Allah.
Selagi kita masih berpaling pada pusat-pusat kekuasan yang lebih menjadi sumber kekacauan, permusuhan, bahkan penindasan dan pengisapan, kita tidak akan menemui daya dan kuasa yang membawa damai.
Dengan ini, kita diajak terus untuk menyembah dan mengabdi Allah yang Kuasa, hanya dengan satu jalan yaitu keberanian mendatangi mereka yang miskin dan mengabdi. Menyembah Allah dilakukan terhadap mereka yang miskin, lemah, dan tak diperhitungkan.
Buku ini sangat menarik dan bermanfaat dan baik apabila kita membaca buku ini dan mencoba bermeditasi dengan apa saja termuat dalam buku ini. Buku ini juga memuat unsur – unsur rohani yang membantu kita dalam memaknai arti kehidupan yang sesuanggunya.
Oleh, Manfred Kudiai
Tidak ada komentar :
Posting Komentar