Hasil Diskusi
Forum Komunikasi
Pelajar dan Mahasiswa Katolik
Tanah Papua Daerah Istimewa Yogyakarta (FKPMKP
DIY)
Topik Diskusi: Belajar dari Santo Thomas Aguinas.
Moderator:
Geofani Inge Aria.
Notulen: Biro
Pendidikan dan Penalaran FKPMKP DIY.
Hari/tanggal:
Sabtu, 10 September 2016.
Tempat: Kantin
Realino, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Waktu: 16.30
s/d 18.00 WIB
Pokok-pokok Pembicaraan:
1. Biografi
Thomas Aquinas
2. Pemikiran
St. Thomas Aquinas
3. Pemikiran
Thomas Aquinas dalam Teologi
4. Teori
Pengetahuan Thomas Aquinas
5. Etika
dalam Pandangan Thomas Aquinas
6. Sikap
dan prinsip sebagai FKPMKP berdasarkan pemikiran-pemikiran St. Thomas
Aquinas
Ringkasan Bahan Diskusi:
[1] Ahmad Tafsir, Filsafat Umum:
Akal dan Hati Sejak Thales sampai Capra, Bandung, Rosda, Cetakan X 2013, h.
98-100, [2] Ibid, h. 104, [3] Ibid, h. 105, [4] Ibid, h. 106, OMK Thomas
Aquinas Semarang . 2013. Tentang Santo Pelindung Kami, http://omkthomas-aquinas.blogspot.co.id/2012/04/tentang-santo-pelindung-kami.html.
Collison, Diane.2001. Lima Puluh filosof Dunia yang Menggerakkan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada. Hadiwijono, Harun. 1989. Sari Sejarah Filsafat Barat. https://id.wikipedia.org/wiki/Thomas.
Mirsi Nira, 2010 “Thomisme”
http://thebookofphylosoph.blogspot.com/2010/06/thomisme.html.
Sejarah perkembangan filsafat
barat merupakan hal yang menarik untuk dikaji. Terdapat banyak teori atau
aliran filsafat yang mewarnai dunia pengetahuan barat yang kini dikenal sebagai
negara-negara maju. Kemajuan perkembangan pengetahuan masyarakat negara-negara tersebut tidak
sepenuhnya lepas dari perkembangan filsafat yang melatarbelakanginya. Perkembangan
filsafat-filsafat yang ada dan terjadi memberikan corak warna pada kehidupan
masyarakat di dunia.
Seiring perkembangan zaman,
paradigma berfikir masyarakat barat-modern lebih banyak dipengaruhi oleh aliran
logis, yaitu filsafat Positivisme Logis. Filsafat ini mengajarkan bahwa hanya
daya panca indera manusialah yang mampu mengubah kehidupan masyarakat dunia
menjadi lebih maju, dalam hal ini masyarakat menjadi maju pesat dalam bidang
pengetahuan.
Sebelum filsafat Positivisme
Logis menjiwai masyarakat barat, lahir pemikiran atau filsafat yang disampaikan
oleh filsuf termasyhur bernama Santo Thomas Aquinas. Aliran filsafatnya bertentangan dengan
filsafat barat yang menentang metafisika. Karena dilahirkan di Italia dan
pernah menempuh studi di Universitas Paris, pemikiran Thomas Aquinas juga
diperngaruhi oleh banyak pemikiran, meskipun beliau adalah seorang Katolik yang
taat.
Thomas Aquinas merupakan filsuf
dan teolog yang teguh pendiriannya. Ketika para ilmuwan barat menentang
teori-teori gereja dengan gencar, beliau tetap kokoh mempaertahankan
prinsip-prinsip yang mengakui adanya kekuatan Allah yang tidak sama dengan para
makhluk-Nya. Beliau memberikan pencerahan tentang etika, dan membedakan antara
pengetahuan dan keimanan manusia.
Dalam seluruh teorinya tentang
pengetahuan, Thomas Aquinas konsisten dengan pandangannya bahwa akal dan iman
itu tidak bertentangan. Baginya, filsafat ditentukan oleh penjelasan
sistematis, sedangakan agama ditentukan oleh keimanan. Dengan demikian,
pengetahuan sebenarnya adalah gabungan dari kedua-duanya.
Siapa itu Thomas Aquinas?
Sebelum kita membahas
tentang pemikiran-pemkiran St. Thomas
Aqunas, alangkah baiknya kita mengetahui siapa itu St. Thomas Aquinas, mengapa dia dinobatkan sebgai Santo oleh
Gereja katolik Roma? Untuk itu mari kita cermati biografi singkat St. Thomas
Aquinas.
St. Thomas Aquinas adalah salah satu tokoh filsafat barat pada abad
pertengahan, dilahirkan di Lombardy, Rossa Sicca, daerah di kerajaan Napels,
Italia pada tahun 1225 M (ada sumber yang menyebutkan pada tahun 1224 M). Dia
berasal dari keluarga keturunan bangsawan, Kaisar Frederick I dan Henry VI.
Thomas Aquinas terlahir dari pasangan Pangeran Landulf, keturunan Aquino dan
Theodora, seorang Countest of Teano. Keluarganya merupakan penganut agama Khatolik yang taat.
Latar belakang ini ikut menentukan latar belakang pendidikan dan tujuan
hidupnya.
Thomas Aquinas yang juga dikenal
dengan nama Italia yaitu Thomaso d’Aquino, ketika berumur lima tahun (sekitar
tahun 1257), Thomass Aquinas mulai belajar di Biara Benedictus di Monte Cassino
hingga dia berusia lima belas tahun. Setelah selama sepuluh tahun belajar di
Monte Casssino sebagai pendidikan dasar guna menjadi seorang biarawan, dia
melanjutkan memperdalam ilmu bahasa di negara lain dengan beralih menjadi
seorang Ordo Dominikan. Hal ini pada mulanya ditentang oleh keluarganya yang
merupakan penganut Katolik yang taat, namun tekat bulatnya pada akhirnya mampu
meluluhkan hati kedua orang tuanya sehingga dia mendapatkan restu dari keduanya
dan ressmi menjadi salah seorang anggota Ordo Dominikan tepat pada tahun 1245.
Pada mulanya dia belajar di
Napels, tepatnya di Universitas Frederick II Nepal selama enam tahun, kemudian
melanjutkan pendidikannya di Paris dibawah bimbingan seorang Aristotelian
termasyhur bernama Albertus Agung. Dari beliau, St. Thomas Aquinas mendapatkan
teori-teori filsafat Aristoteles.
Ketekunannya dalam mempelajari
ilmu selama menempuh pendidikan membawanya menjadi seorang Doktor dalam bidang
teologi dari Universitas Paris. Dia kemudian mendapat kepercayaan untuk
mengajar disana sampai dengan tahun 1259 M. Selanjutnya dia aktif menjadi
biarawan di beberapa biara Dominican, Roma, Italia selama kurang lebih sepuluh
tahun atau hingga sekitar tahun 1269 M.
Semasa hidupnya, Thomas Aquinas
berjasa dalam memberi kuliah bidang filsafat dan teologi beberapa kota yang ada
di Italia, yaitu kota Anangi, Orvetio, Roma, dan Vitebro. Selanjutnya, dia
kembali ke Paris selama tiga tahun sebelum dia dipanggil ke Naples guna
mengemban tugas yang sama dan peran tambahan sebagai pendiri sekolah Dominican
disana pada tahun 1272 M.
St. Thomas Aquinas, seorang
teolog yang terkenall pada era abad pertengahan, meninggal dunia ketika berusia
sekitar lima puluh tahun, tepatnya pada tanggal 7 Maret 1274 M. Pemikirannya
tidak lenyap seiring dengan kepergiannya dari dunia fana, tetapi tetap melegenda
dan senantiasa masih digunakan sebagai rujukan bahkan pada masa kini.
Lima Dalil tentang Eksistensi Tuhan menurut Thomas Aquinas
Ahli teologi selalu menganggap
bahwa eksistensi Tuhan tidak bisa diketahui oleh akal dan hanya dapat diketahui
oleh iman. Namun, menurut Aquinas, eksistensi Tuhan dapat diketahui oleh akal.
Ia mengajukan lima dalil atau argumen untuk menunjukan eksistensi Tuhan dengan
akal, diantaranya:
Pertama, diangkat dari sifat alam
yang selalu bergerak. Setiap yang bergerak pasti digerakan oleh yang lain sebab
tidak mungkin suatu perubahan dari potensialitas bergerak ke aktualitas
bergerak tanpa ada penyebabnya dan penyebabnya itu tidak mungkin ada pada
dirinya sendiri. Dengan kata lain, tidak mungkin sesuatu bergerak dengan
sendirinya. Oleh karena itu, menurut Thomas Aquinas, karena alam ini bergerak,
maka pastilah ada Penggerak Pertama, yaitu Penggerak Yang tidak digerakan oleh
yang lain. Itulah Tuhan.
Kedua, Disebut sebab yang
mencukupi. Didalam dunia inderawi kita saksikan adanya sebab yang mencukupi.
Dalam kenyataannya yang ada ialah rangkaian sebab dan musabab. Seluruh sebab
berurutan dengan teratur: penyebab pertama menghasilkan musabab, musabab ini
menjadi penyebab yang kedua yang menghasilkan musabab kedua, dan begitu
seterusnya sehingga terjadi rangkaian penyebab. Itu berarti jika membuang sebab
sama dengan membuang musabab. Artinya, bila ada Sebab Pertama, tentu tidak akan
ada rangkaian sebab. Dan pada akhirnya Thomas Aquinas menyimpulkan bahwa yang
menjadi Sebab Pertama adalah Tuhan.
Ketiga, argumen kemungkinan dan
keharusan. Alam semesta ini bermula dari tidak ada menjadi ada. Jika alam ini
ada, maka haruslah mengadakan Ada Pertama. Artinya, Ada Pertama itu harus ada
karena adanya alam semesta ini. Akan tetapi, ada yang harus ada itu darimana ?
terjadi rangkaian penyebab. Thomas Aquinas beranggapan bahwa kita harus
berhenti pada Penyebab yang harus ada. Itulah Tuhan.
Keempat, memperhatikan tingkatan
yang terdapat pada alam ini. Isi alam ini berkekurangan dan berkelebihan.
Misalnya dalam hal keindahan, kebaikan dan kebenaran. Ada yang indah, ada yang
paling indah dan ada pula yang terindah. Tingkatan tertinggi menjadi sebab
tingkatan dibawahnya. Artinya, Tuhan itu Yang Maha Sempurna, Yang Maha Benar
adalah sebab bagi sempurna dan benar pada tingkatan di bawah-Nya. Karena itu,
harus ada tingkatan yang tertinggi, dan Thomas Aquinas berpendapat bahwa
tingkatan tertinggi ialah Tuhan.
Kelima, berdasarkan keteratuan
alam. Keteraturan alam adalah tujuan dari alam diciptakan. Alam tidak mempunyai
akal namun benda-benda yang ada di dalam alam semesta ini diatur oleh sesuatu
dalam bertindak mencapai tujuannya. Sesuatu yang tidak berakal tidak mungkin
mencapai sebuah tujuan. Namun, nyatanya alam mencapai tujuan itu. Adalah
mustahil jika tidak ada yang mengarahkan untuk alam ini. Yang mengarahkan itu
pasti mempunyai akal dan mengetahui. Yang mengarahkan alam semesta dan isinya
ini harus ada. Haruslah berakal dan berpengetahuan pula. Thomas Aquinas
menganggap bahwa yang mengarahkan alam untuk mencapai tujuannya—keteraturan
alam— ialah Tuhan.
Demikianlah lima dalil tentang
eksistensi Tuhan menurut Thomas Aquinas. Argument ini menurut Ahmad Tafsir
sangat terkenal di Abad Pertengahan dan bisa dilihat dalam karya klasik Thomas
Aquinas yang berjudul Summa Teologika.
Hasil Diskusi FKPMKP DIY
Setelah FKPMKP DIY mengadakan
diskusi untuk membahas sebuah topik: Belajar dari Santo Thomas Aguinas. Selain
itu juga untuk memahami secara pintas tentang
pokok - pokok pemikiran St.
Thomas Aquinas. Juga untuk melihat bagaimana semangat berjuang yang dimiliki
oleh St. Thomas sendiri dalam memperjuangkan filsafat-filsafat dengan
pandangannya bahwa akal dan iman itu tidak bertentangan. Baginya, filsafat
ditentukan oleh penjelasan sistematis, sedangakan agama ditentukan oleh
keimanan. Dengan demikian, pengetahuan sebenarnya adalah gabungan dari
kedua-duanya.
Tujuan diadakan diskusi ini untuk
memperluas wawasan kita sebagai kaum
muda Papua pada umumnya dan khususnya anggota yang tergabung dalam FKPMKP melalui
pembahasan artikel yang terdapat dalam karya-karya St. Thomas Aquinas.
Untuk itu, anggota FKPMKP juga
mencoba mengaplikasikan penghayatannya
dalam konteks realitas hidup, sebagai anggota gereja katolik dari Tanah Papua. Melalui
ajaran Thomas ini, membantu kita sebagai anggota Gereja untuk menunjukkan arah,
petunjuk dan jalan bagaimana kita harusnya menjadi orang muda katolik asal
Tanah Papua yang sesungguhnya.
Penjelasan inti dari isi,
berdasarkan tema-tema pokoknya, Rangkuman hasil diskusi yang bertajuk “Filsafat
Thomas Aquinas” ini dirangkum oleh Biro Pendidikan BPH FKPMKP dari berbagai sumber yang telah menyebutkan
diatas. Kemudian, anggota FKPMKP dalam diskusi, serta mencoba menjawab beberapa
pertanyaan yang dikemukakan oleh pemandu diskusi, diantaranya:
- Apa yang bisa kita pelajari dari biografi St.Thomas Aquinas?
- Apa yang menarik, setelah membaca dan mencermati kisah perjalanan hidup dan pemikiran St. Thomas Aquinas?
- Kenapa St. Thomas Aquinas disebut sebagai bapak ilmu pengetahuan agama katolik?
- Mengapa Orang Muda Katolik (OMK) dan Forum Komunikasi Pelajar dan Mahasiswa Katolik Papua (FKPMKP) menjadikan St. Thomas Aquinas sebagai Santo pelindung?
Apa yang bisa kita pelajari dari biografi St.Thomas Aquinas?
Dari biografi, Thomas adalah turunan dari keluarga bangsawan
(Dia berasal dari keluarga keturunan bangsawan, Kaisar Frederick I dan Henry
VI. Thomas Aquinas terlahir dari pasangan Pangeran Landulf, keturunan Aquino
dan Theodora, seorang Countest of Teano. Keluarganya merupakan penganut agama Khatolik yang taat.
Latar belakang ini ikut menentukan latar belakang pendidikan dan tujuan
hidupnya...), yang pastinya dia di hormati. Karena dia anak dari pangeran, dan
setalah masa ayahnya habis, pastinnya yang akan mengantikan posisi ayah adalah
Thomas, tapi Dia lebih memilih hidup sederhana dan masuk bergabung di ordo Dominikan.
Ketekunan dan keseriusannya dalam
belajar!
Thomas Aquinas merupakan filsuf
dan teolog yang teguh pendiriannya dan meyakini bahwa semuanya yang membuat itu adalah Tuhan
kemudian Ia setia pada pandangannya untuk mengenal Tuhan dan ciptannya melalui
Iman dan kepercayaan akan katolik yang telah melekat baik sejak bersama
keluarganya. Keluarganya yang juga merupakan penganut agama Khatolik yang taat.
Latar belakang ini ikut menentukan latar belakang pendidikan dan tujuan
hidupnya.
Disisi lain, walaupun Dia dari keluarga terhormat,
keinginan untuk berangkat ke kota studi lain dilatarbelakangi oleh agama lain,
tetapi dia tetap kokoh pada apa yang dia imanai yaitu agama katolik.
Kemudian, anggota FKPMK
berpendapat bahwa, Nilai etika yang betul-betul Ia tekuni adalah mencari etika
itu sendiri yang kemudian dapat menemukan mana yang baik dan mana yang tidak
baik.
Thomas adalah orang muda beragama
katolik, yang mempunyai semangat untuk melayani Tuhan. Jadi roh itu yang harus
kita hidupi.
Melalui sosok Thomas kita belajar
bahwa, untuk memperolah suatu kepercayaan dari orang lain kepada kita, kita
harus punya tekat sendiri bagaimana meyakinkan
kepada orang lain bahwa kita bisa. Keyakinan ini, dilakukan oleh Thomas saat
orangtuanya tidak menerima niatnya untuk masuk ke ordo Dominkan, (... Setelah
selama sepuluh tahun belajar di Monte Casssino sebagai pendidikan dasar guna
menjadi seorang biarawan, dia melanjutkan memperdalam ilmu bahasa di negara
lain dengan beralih menjadi seorang Ordo Dominikan. Hal ini pada mulanya
ditentang oleh keluarganya yang merupakan penganut Katolik yang taat, namun
tekat bulatnya pada akhirnya mampu meluluhkan hati kedua orang tuanya sehingga
dia mendapatkan restu dari keduanya dan ressmi menjadi salah seorang anggota
Ordo Dominikan...) , hal ini terjadi karena Thomas benar-benar membuktikan
bahwa dirinya bisa. Dia meyakinkan orangtua untuk mewujudkan cita-citanya.
Apa yang menarik, setelah membaca dan mencermati kisah perjalanan hidup
dan pemikiran St. Thomas Aquinas?
Hal- hal menarik dari Thomas
adalah yang dikemukakan oleh anggota FKPMKP adalah bagaimana Ia mengumpulkan
pengetauan, kemudian dianalogikan berdasarkan akal. Beliau mempergunakan akal,
membuktikan adanya Tuhan dengan argumen yang filosofis-ilmiah. Dari segi cabang
ilmu filsafat tentang dasar-dasar dan batas-batas pengetahuan (epistemologi). Ia
berpendapat bahwa iman dan akal adalah sumber dari pengetahun dan dalam segi
etika/akhlak (apa yang baik dan dan apa yang buruk tentang kewajiban moral) ,
manusia berada dalam pengawasan Tuhan, maka barang siapa yang berbuat
kesalahan, ia akan dihukum karena kesalahan itu bentuk tidak tunduknya manusia
kepada Tuhan.
Iman dan akal adalah sumber dari pengetahuan, segala
hal itu bermula dari Tuhan, mulai dari hal-hal kecil, bahkan bumi juga
diputarkan oleh Tuhan. Dan membedakan iman itu apa dan filsafat itu apa, melalui
akal. Ciptaan Tuhan yang paling mulia itu manusia karena Tuhan ciptakan dengan
akal. Ia tetap mempertahankan
primsip-prinsip yang mengakui adanya kekuatan Allah yang bersatu dengan para
makluk hidup di bumi.
Sementara itu, ada juga yang
berpendapat bahwa, kenyataan saat ini, ditinjau dari beberepa media, ada kelompok-kelompok
ilmuan-ilmuan yang mulai mengatakan bahwa bumi itu datar. Jadi, relevan karena,
Thomas ketika itu, dia bisa
beranggapan kalau teori-teori yang ada
ini hanya teori-teori yang muncul dari pikiran manusia. Ada bagusnya kita
beranggapan bahwa, bumi ini benar-benar bulat, dan lebih tertarik lagi pada
Thomas Aguinas kerena Dia tetap pada pendiriannya bahwa, bumi itu bulat.
Kemudian, ada hal lain yang datang dari beberapa Ilmuan yang
bertengtangan dengan pandangan Thomas, misalnya, menurut teori Carles Darwin, manusia
ini berasal dari Kera, terus berkemabang
lagi, bahkan ada prediksi bahwa beberapa
tahun kedepan di tubuh manusia, akan ada indera baru, seperti mata bisa tembus
pandang. Sebenarnya ini hal-hal yang keliru, karena manusia itu ciptakan Tuhan
dan dalam Alkitab sudah memuat mengenai
penciptaan ini. Mengenai Penciptaan, filsafat tentang Penciptaan, Thomas Aquinas
menekankan pada kelebihan Allah, yaitu murni karya penciptaan Allah yang
menyebabkan keberadaan dunia seisinya. Penciptaan merupakan perbuatan Allah
secara kontinu dan berkelanjutan.
Sehingga, hal yang menarik
adalah Thomas walaupun dalam tantangan tetap
kokoh dan tetap pada prinsipnya yang
mengatakan adanya kekuatan-kekuatan Allah yang tidak sama dengan kekuatan
manusia.
Kemudian ditinjau dari lima dalil
atau argumen untuk menunjukan eksistensi Tuhan dengan akal yang dikemukakan
oleh Aquinas, dalam dalil pertama berdasarkan
pada sifat alam yang selalu bergerak.
Anggota FKPMKP berpendapat bahwa
guru yang terbaik itu adalah alam bukan manusia. Jika kita belajar dari alam
kita akan mendapatkan sesuatu yang disembunyikan oleh Allah sebagai
penciptanya, karena alam itu diciptkan dan digerakakn oleh Tuhan. Artinya bahwa
jika kita menguasai alam maka, kita
dekat dengan Tuhan.
Sementara itu, Thomas juga
menegaskan bahwa, monogami adalah watak asli manusia dan ia juga menentang
pembatasan kelahiran. Monogami antonim dari poligami, yang artinya bahwa kita
harus menika hanya satu istri. Kemudian hal yang tertarik disini adalah,
pernyataan Thomas yang menentan atas pembatasan kelahiran.
Karena, di Papua saat ini banyak
program yang diadakan atas nama pemerintah untuk membatasi angka kelahiran,
misalnya dengan program Keluarga Berencana, Kelurga sehat cukup dua anak, dll.
Kenapa St. Thomas Aquinas disebut sebagai bapak ilmu pengethauan agama
katolik?
Kaum muda, berpandangan bahwa
agama yang lahir dari filsafat itu adalah induk dari segala ilmu pegetahuan. Beliaulah
yang berusaha menjelaskan iman katolik melalui pendekatan ilmu pengetahuan
sehingga lebih bisa diterima. Ada lima dalilnya yang telah disebut diatas mengenai ini yang cukup
terkenal. Walau ada hal-hal yang tidak dapat dijelaskan oleh ilmu pengetahuan
terkait dengan kepercayaan agama, tapi tokoh St. Thomas Aquinas adalah salah
satu yang paling berhasil menjelaskan agama dari latar belakang ilmu
pengetahuan. Ituah alasannya.
Maka itu OMK pada umumnnya Indonesia
menjadikan visi dan motto utama: Agama adalah
dasar dari ilmu pengetahuan.
Mengapa Orang Muda Katolik (OMK) dan Forum Komunikasi Pelajar dan
Mahasiswa Katolik Papua (FKPMKP) menjadikan St. Thomas Aquinas sebagai Santo
pelindung?
OMKP dan FKPMKP melihat dari
keunggualan Thomas dalam hal belajar
terus menerus, kenapa dia bisa melahirkan
teori-teori, kemudian
mengumpulkan gagasan-gagasan yang sedang kita pelajari saat ini diawali
dari proses belajar terus menerus.
Orang muda katolik pada umumnya
ingin bergerak dari yang biasa-bisa saja (standar) menuju ke yang tinggi. FKPMKP
juga percaya, bahwa segala sesuatu yang terjadi ada penyebanya, karena itu orang
muda katolik lebih khusunya untuk anggota FKPMKP diharapkan
untuk lebih bergelak dan maju dan turut terlibat dalam proses merancang hasil
akhir dengan bantun rahmat Tuhan bagi tegaknya keadilan dan terwujudnyatanya
kebenaran sejati di tanah Papua.
Selain itu, Thoms menjadi
Santo pelindung, karena semangatnya. Kita (FKPMKP) ingin mengambil semangatnya, semangat untuk
belajar terus menerus dan prosesnya mengkontekskan,
karena pada saat mengeluarkan ini,
terjadi perdebatan bersar-besaran
antara orang-orang yang teologi murni
yang mengagkui ini, dengan kalangan yang meninggikan ilmu pengetahuan dan sains.
Menurut sejarah perkembangan
dunia dan pengetahuan, pada masa abad pertengahan merupakan masa dimana
perkembangan pengetahuan di belahan dunia barat tidak berkembang secara baik.
Pada masa itu, pengetahuan menglami masa suram. Dalam keadaan seperti ini, St.
Thomass Aquinas terlahir sebagai pencerah. Beliau menyumbangkan buah pikirannya
berupa filsafat teologi yang diyakini dan digunakan sebagai rujukan
pengembangan pengetahuan filsafat hingga kini.
Sehingga, Thomas berusaha mengambil jalan tengah untuk menggabungkan dua hal yang bertentangan
ini. Hal ini kita bisa lihat dari lima
dalil yang di kemukakan oleh Thomas Aquinas.
Untuk itu, FKPMKP sediri, ingin bersatu kemudian belajar bersama mengembangkan kemapuan kita dalam hal apa
saja sesuai dengan yang dilandaskan pada iman, baik itu dalam dalam bentuk pendalaman iman,
berdasarkan teori-teori yang diajarkan oleh geraja serta doktrin-doktrin gereja
dengan tujuan menegahkan keadadiln dan kebenaran untuk tanah Papua.
St. Thoms Aquinas sebagai Santo
pelindung kami (FKPMKP) untuk berusaha mencontoh
semangat belajarnya, bagaimana Ia berusaha mengkontekskan imannya, kemudian dapat diterima dan melebar
di seluruh dunia.
Penutup
Berdasarkan pendapat-pendapat
yang dihasilkan oleh peserta diskusi, untuk
menaggapi pemikiran Thomas Aquinas ini berdasarkan pemahan-pemahan tersendiri
yang muncul setelah membaca biografi, pemikiran-pemikiran, lima delil,
teori pengetahuan St. Thomas Aquinas yang dirangkum oleh pemateri dari
berbagai sumber. Dalam hal ini, yang menyiapkan materinya dari Biro Pendidikan
dan pengkaderan FKPMKP Untuk memudahkan
anggota FKPMKP dalam memahami Filsaf
Thomas Aquinas .
Kami juga menyadari bahwa rangkuman dari semua pendapat-pendapat dari
peserta diskusi ini terlalu ringkas pemahaman-pemahaman terkait Filsafa Thomas
Aquinas terbatas. Sehingga diwajibkan
kepada peserta maupun mahasiswa katolik pada umumnya agar mencari informasi seputar Filsafa Thomas Aquinas melalui internet (warnet), buka-buku,
dokumen, pelajaran Agama dll. Supaya kita dapat mengetahui, memahami, dan
akhirnya mampu menghayati kekatolikan kita dalam realitas hidup kita saat ini
di DIY sebagai kota studi, dan realitas di Papua sebagai tanah air kita.
Perlu juga kita ketahu bersama
bahwa, Filsafat-filsafat Thomas Aquinas
banyak didasari oleh prinsip-prinsip dan teori Aristotelisme
(prinsip-prinsip yang dicetuskan oleh Aristoteles). Selain menganut prinsip
Aristotelisme, St. Thomas Aquinas dalam mencetuskan filsafat-filsafatnya tidak
terlepas dari pengaruh pengetahuan yang beliau dapatkan dari karya-karya
Neoplatimisme maupun Augustinus dan pelajaran dari Albertus Magnus.
Thomas Aquinas adalah filsuf yang
lahir di bumi Italia. Keseluruhan pemikirannya selalu mendorng untuk tidak
mempertentangkan antara filsafat dengan agama dan akal dengan iman. Karena
menurutnya kedua sama sekali tidak bertentangan. Akal membantu memahami agama
dan agama menjadi pembatas dari akal. Selain itu, dengan akal, Thomas Aquinas
dapat membuktikan adanya Tuhan dengan argument yang filosofis-ilmiah. Dari segi
epistemologi, ia berpendapat bahwa iman dan akal adalah sumber dari pengetahun
dan dalam segi etika, manusia berada dalam pengawasan Tuhan, maka barang siapa
yang berbuat kesalahan, ia akan dihukum karena kesalahan itu bentuk tidak tunduknya
manusia kepada Tuhan.
Yogyakarta, 10 September 2016
Biro Pendidikan dan Pengkaderan
FKPMKP DIY
Tidak ada komentar :
Posting Komentar