FKPMKP DIY
  • Home
  • OPINI DAN ARTIKEL
  • Brosur
  • Galeri
  • Hasil Diskusi
  • Sastra dan Budaya
  • Siaran FKPMKP


Yogyakarta- Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-55 kemerdekaan Papua Barat, Forum Komunikasi Pelajar Mahasiswa Katolik Papua (FKPMKP) melalui Panitia Natal 2016 bekerja sama dengan Ikatan Pelajar Mahasiswa Nabire Paniai Dogiyai Deiyai (Ipmanapandode) Yogyakarta-Solo pada (01/12/2016), bikin acara Nonton bareng sekaligus Diskusi tentang film sejarah Papua versi Presidum Dewan Papua (PDP).

Acara yang sedianya dibikin di Aula Asrama Dogiyai Yogyakarta pada pukul (18.00-21.30) WIB tersebut dihadiri oleh puluhan mahasiswa Papua yang sedang belajar di kota Yogyakarta. Sebagian mahasiswa Papua tidak hadir sebab pada kesempatan tersebut mereka sedang di Jakarta, dan sebagian lagi karena situasi dan kondisi pada saat itu hujan.

Dalam kesempatan tersebut, peserta yang hadir diajak mengemukakan pendapat mereka terkait film yang ditonton. 

“Yang masih menjadi pertanyaan buat saya adalah, kenapa hingga sekarang dunia dalam hal ini Indonesia tidak mengakui status politik Papua yang sebenarnya dan tidak ajak berdialog.” Demikian kata Hendrik Kobepa, Ketua Badan Pengurus Harian (BPH) Ipmanapandode Yogyakarta-Solo, mengawali diskusi.

Yang menjadi benang merah dari diskusi tersebut adalah apa dan bagaimana peran kita sebagai mahasiswa Papua untuk turut memperjuangkan hak menentukan nasib sendiri (self determination).

“Pejuang karismatik seperti Alm. Dortheys Hiyo Eluay itu sekarang jarang didapat. Dia itu punya jiwa pejuang yang kental. Hari ini pejuang Papua merdeka banyak. Tapi hanya sedikit orang yang memang betul-betul militan dan karismatik seperti beliau (Theys Eluay, red). Filep Karma, misalnya termasuk,” kata Alfridus Dumupa. 

“Yang menjadi musuh besar dan harus kita lawan sekarang itu bukan hanya dari segi sosial dan politik, tapi juga kapitalis global. Karena Indonesia sendiri itu selama ini berkedok kapitalis global di tanah Papua,” tambah salah seorang peserta diskusi yang lain.

Selain itu, Topilus B. Tebai, ketua FKPMKP Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengatakan, kita sebagai mahasiswa Papua harus juga bisa memenangkan hati teman-teman kita, terutama yang non Papua. 

“Hal ini supaya dengan begitu, mereka bisa memahami dan mendukung apa yang sedang kita perjuangkan,” katanya.

Kemudian, tambahnya, kita juga harus pandai-pandai menggunakan internet. 

“Di facebook kita bisa berbagi informasi ataupun foto-foto terkait pelanggaran HAM. Selain itu melalui blog, web dan sebagainya. Karena itu bisa menggalang atensi dan dukungan dari sesama kita dari luar Papua,” bebernya.

Pantauan media ini, terlihat dari Panitia Natal Ipamanapandode Yogyakarta-Solo dan FKPMKP DIY menggelar dagangan seperti jagung rebus, minuman kopi, rokok dan lain-lain. Semua itu untuk cari dana natal 2016 kedua organisasi. 

Acara Nobar dan Diskusi selesai pada pukul 21:30 WIB. (Herman E. Degei)

0
Share
 
Ilutrasi.@Design.Mank.Ist

Topik             : Tuhan Yesus dan Ajarannya
Moderator     : Manfred Kudiai
Notulen         : Geofani Inge Aria
Tempat          : Kantin Realino, Universitas Sanata Darma
Waktu            : 16.15-18.15 WIB

Ringkasan Hasil Diskusi:
Ajaran-ajaran Yesus yang dikutib dari berbagai sumber  termasuk yang dituliskan dalam Alkitab, yang kemudian menjadi bahan diskusi pada pertemuan rutin Forum Komunikasi Pelajar dan Mahasiswa Katolik Tanah Papua Daerah Istimewa Yogyakarta (FKPMKP- DIY)  kali ini.
Yesus , menueurt Wikipedia menjelasakan, Yesus (bahasa Yunani: Ἰησοῦς Iesous; kr. 4 SM sampai 30–33 M), juga disebut sebagai Yesus dari Nazaret atau Yesus Kristus,[e] adalah tokoh sentral Kekristenan. Menurut ajaran sebagian besar denominasi Kristen, Yesus dipandang sebagai Putra Allah (Anak Allah). Umat Kristen meyakini bahwa Yesus adalah Mesias (atau Kristus, Yang Diurapi) yang dinantikan.
Yesus  adalah Putra Tunggal dan Putra Terkasih Allah yang diutus ke dunia dan Yesus  adalah Juru selamat kita dari dosa dan kematian. Kedatangan Yesus Kristus di duniai ini sebagai pernyataan serta perwahyuan misteri hidup ilahi bagi manusia. Inti pernyataan serta perwahyuan Yesus Kristus ialah kemuliaan dan keluhuran hidup dalam mengorbankan diri.
Dalam Alkitab menuliskan bahwa, Yesus mengajarkan semua yang baik untuk menyelamatkan umatNya dari dosa. Ajaran Yesus ialah ajaran hidup berdasarkan pada Trinitas yaitu: 3 Roh Allah dalam 1 Allah. Berikut 1 ayat ke-Trinitasan; “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,” Matius 28 : 19.
Yeus juga mengajarkan Doa dan Perumpamaan. Seperti banyak dalam kitab Matius, contoh perumpamaan; "Perumpamaan tentang seorang penabur" dan contoh doa; "Doa Bapa kami". Jadi kita dapat simpulkan pokok ajaran Yesus yaitu:
1.     Kasih (sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus.) Yoh 1 : 17).
2.    Keselamatan (Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.") Kis 4 : 12).
3.    Buah-buah Roh (Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah lembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.) Gal 5 : 22 - 23).
4.    Trinitas (Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,) Mat 28 : 19).
5.    Doa  (Berserulah kepada-Ku, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kau ketahui.) Yer 33 : 3).
6.    Perumpamaan (Dan Ia mengajarkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Dalam ajaran-Nya itu Ia berkata kepada mereka:) Mrk 4 : 2).

Ajaran Yesus Kristus ialah Kasih dan Keselamatan. Kasih Ia ajarkan semasa Ia hidup di dunia umat manusia, dan Keselamatan Ia ajarkan sewaktu Ia akan pulang ke pangkuan BapaNya di Surga. Selain kasih dan keselamatan, ajaran Yesus juga ialah: a)  Mengasihi (Setiap ciptaanNya baik hewan, tumbuhan, dan manusia)., b) Sukacita (Suka akan yang Ia berikan selama hidup walaupun berat). c) Damai Sejahtera (Hidup berdampingan dalam perbedaan dengan aman dan toleran). d) Kesetiaan (Setia mengikutNya apapun yang terjadi sampai Ia datang kembali). e) Lemah Lembut (Bersifat lemah dan jiwa yang lembut dalam setiap keadaan). F) Kesabaran (Tetap tenang dan kepala dingin saat ada permasalahan), g) Murah (Yaitu murah hati dan tulus ikhlas)., h) Kebaikan (Bersifat baik terhadap semua ciptaanNya). I) Menguasai diri (Tetap berkuasa atas jiwa sendiri).

Untuk itu, FKPMKP mengadakan diskusi untuk membahas  secara terinci terkait ajaran-ajaran Yesus yang telah dikemukakan diatas . kemudian, anggota FKPMKP juga mencoba mengaplikasikan penghayatannya dalam konteks realitas hidup, sebagai anggota gereja katolik dari Tanah Papua. serta  melihat dan bertanya dalam diri pribadi sejauh mana dalam kehidupan sehari-hari kita, apakah saya telah melaksanakan apa yang telah diajarkan oleh Yesus? Ataukah saya sering mengabaikan nilai-nilai pokok yang diajarkan oleh Yesus? Setelah itu, dalam kehidupan saya kedepan, akan  saya tekuni semua yang diajarkan Yesus? Selain itu, tujuan diadakan diskusi ini untuk memperluas wawasan kita sebagai pengikut  Yesus.
 Dengan demikian, anggota FKPMKP mengemukakan berbagai  pendapat . Melalui ajaran Yesus ini, membantu kita sebagai anggota Gereja untuk menunjukkan arah, petunjuk dan jalan bagaimana kita harusnya menjadi orang muda katolik asal Tanah Papua yang sesungguhnya dan taat kepada ajaran-ajaran Yesus itu sendiri.
Anggota FKPMKP dalam diskusi, menjawab beberapa pertanyaan yang dikemukakan oleh pemandu diskusi, diantaranya:
1.    Mengapa Yesus Kristus Penting dalam Kehidupan Saya?
2.    Setelah kita mengetahui secara pintas tentang Ajaran-ajaran Yesus, Sudahkah kita sebagai Pengikut-Nya,  menerapkan ajaran-ajaran Yesus dalam kehidupan kita,  baik dalam organisasi, maupun dalam kehidupan sehari-hari?
3.    Menurut anggota FKPMKP apakah ajaran-ajaran Yesus ini sudah ada dalam ajaran adat istiadat kita?
4.    Setelah membaca penjelasan diatas menurut teman-teman apakah benar semua itu ajaran Tuhan Yesus sendiri atau dari  Wahyu  Allah?
Hasil Diskusi Forum Komunikasi Mahasiswa Pelajar Katolik Papua Daerah Istimewa Yogyakarta  (FKPMKP DIY)
Diskusi yang diadakan FKPMKP DIY yaitu untuk mengetahui Ajaran-ajaran Yesus sendiri dengan lebih baik dan mengkaitkannya dengan kehidupan kita sendiri dalam masyarakat, organisasi, dan juga mengkaitkannya dengan budaya atau adat istiadat istiadat yang ada pada daerah-daerah di Papua, serta menanggapi  sebenarnya ajaran-ajaran yang diajarkan Yesus  itu sendiri berasal dari Yesus sendiri atau itu merupakan wahyu dari Allah. Nah untuk itu ada 4 hal yang didiskusikan yaitu :
1.    Mengapa Yesus Kristus Penting dalam Kehidupan Saya?
Berdasarkan hasil diskusi anggota FKPMKP, berpendapat bahwa Yesus Kristus memang sangat penting dalam kehidupan kita, karena melalui-Nya lah kita dapat selalu dikuatkan, diberi jalan keluar atas persoalan yang kita hadapi dan berkat-Nya juga kita senantiasa diberkati dan dilindungi selalu. Berdasarkan hal ini dapat disimpulkan bahwa Tuhan Itu selalu ada dan selalu menopang kita saat mengalami pencobaan atau penghiburan yang diberi-Nya melalui Orang lain disekitar kita, oleh Sebab itu Tuhan sangat penting dalam kehidupan Kita.

Kaweradus Dogomo, mahasiswa Papua asal Keuskupan Timika ini menceritakan kisah yang menurut dia benar-benar Tuhan membuka jalan bagi dia dan benar-benar merasakan kehadiran Tuhan dalam kehidupannya. Hal ini Dia rasakan saat perjalan dari Nabire  ke Yogyakarta menggunakan KM Labobar .

“Pengalaman saya dalam perjalanan dari Nabire menuju Jogja membuat saya merasa bahwa Tuhan selalu ada buat saya. Karena saat itu saya sendiri dan  baru pertama naik kapal, , saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan dalam kapal, tempat  untuk saya tempati  juga sudah Full, terpaksa saya di Dek 7. Disitu ada tempat sampah, kemudian sa pindahkan tempat sampah tersebut  dan disitulah saya mendapatkan tempat.

Mahasiswa  STTNas, Jurusan Teknik Sipil ini mengaku, bahwa dirinya disadarkan setelah mengikuti kegiatan Malam Keakraban yang dilaksanakan oleh FKPMKP DIY,karena setia apa yang ia butuhkan, Tuhan Penuhi.

“Setelah saya tiba diYogyakarta, tidak pernah baca Alkitab. Alkitab saja saya tidak punya. Tapi saya mulai sadar bahwa Tuhan itu penting dalam kehidupan saya  semenjak ikut makrap  dan sekarang saya sudah rajin berdoa,” jelas Kaweradus Dogomo yang akrab dipanggil dengan Kaldo itu.

Bastian Tebai, mahasiswa  Akuntansi  asal Keuskupan Timika   mengatakan  Tuhan Yesus itu ada, dan akan kita rasakan kehadirannya saat kita mengalami pencobaan atau kesulitan.

“Saya merasa mendapat kemudahan, karena  baru-baru ini adik saya  mendapat musibah (kecelakaan). Dalam pengobatannya Pihak  Rumah Sakit meminta biaya pengobatannya  sebesar  Rp.15 jt, karena akan dioperasi.  Tetapi melalui Doa saya, Tuhan  memberikan Jalan keluar  tanpa mengeluarkan dana sebanyak itu, Adik saya  sudah bisa jalan,” ujar Tebai yang juga sebagai Ketua FKPMKP saat ini.

Kemudian, Mahasiswa Papua lainnya, Herman Degei  asal Keuskupan Timika, Anselina Mabin Keuskupan Jayapura, Maria Yawarin, Keuskupan Agung Merauke, Sinta,  Keuskupan Jayapura dan Sil, Keuskupan Timika, Pertus Tebai dan Frans Tigi asal Keuskupan Timika, berpendapat yang sama bahwa Tuhan sangat penting dalam kehidupan kita. Menurut Mereka  apa yang kita dapat setiap hari itu dari Tuhan  dan Tuhan Yesus itu memang ada dalam kehidupan kita.

Andreas Takimai, Mahasiswa Papua, asal Deiyai ini mengaku dirinya ada disini karna Ia ikut Yesus.

“Saya rasa segala kemampuan yang saya miliki semua karena ada Tuhan,” jelasnya.

Sementara itu,  Selly Mote,  asal keuskpan Timika ini berpendapat lain terhadap  Tuhan  atas kehidupan yang dialaminya.

Mahasiswa STTNas itu menceritakan pengalamannya yang membuat dirinya tidak taat pada Tuhan dan ajarannya karena dirinya menilai kalau Tuhan itu tidak adil baginya.

“Waktu SD sa mengalami cobaan dimana terjadi perceraian, sehingga membuat saya menjadi anak yang tidak taat pada ajaran Tuhan, karena merasa Tuhan tidak Adil untuk saya, sampai dengan saya tinggal dengan mamatua saya.

Tapi, lanjut mahasiswa teknik Sipil itu mengatakan, namun saat masuk  SMA saya belajar untuk membuka diri pada teman-teman untuk mengetahui siapa saya sebenarnya.  Dari situ saya merasa Tuhan itu memang ada.

Hal lain yang membuat percaya kepada Tuhan, juga datang dari Mario Fredinan, mahasiswa asal Merauke, suku Muyu, Keuskupan Agung Merauke yang berhasil lulus saat mengikuti tes Afirmasi  yang kemudian mengayom pendidikan di UGM,  Universitas ternama di Indonesia.

 Dia mengatakan  bahwa Yesus sangat berperan penting dalam kehidupan kita.

“Saya tidak ada niat untuk kuliah setelah selesai SMA, namun berkat Tuhan saya mendapatkan peringkat 5 dan mendapatkan saran dari Guru SMA saya untuk mengikuti tes Afirmasi. Setelah ikut tes saya hanya berdoa. Dan berkat Tuhan akhirnya saya ada di Jogja,”  ujar mahasiswa UGM ini.

2.    Setelah kita mengetahui secara pintas tentang Ajaran-ajaran Yesus, Sudahkah kita sebagai Pengikut-Nya,  menerapkan ajaran-ajaran Yesus dalam kehidupan kita,  baik dalam organisasi, maupun dalam kehidupan sehari-hari?

Berdasarkan hasil Diskusi Anggota FKPMKP, dapat dikatakan bahwa semua jawaban yang diberikan adalah tentang apa yang sudah “saya (Individu)” lakukan atau terapkan mengenai ajaran-ajaran Yesus terhadap Individu yang lain, dalam hal ini hampir semua, belum menerapkan secara penuh semua ajaran-ajaran Tuhan, namun tanpa disadari seringkali sudah diterapkan meskipun belum sepenuhnya.

Seperti yan diungkapakan oleh Mabin saat diskusi berlangsung, “Tidak sepenuhnya, tapi setengah-setengah, kalau senang mencoba untuk melakukan yang baik, kalau setan suda masuk yang begitu? Yah, begitu sudah”. Kita memang sudah diajarkan oleh Yesus  yaitu kasih, buah-buah roh, dll. (Frans Tigi).  Kita sebagai manusia  biasa yang memilih kelemahan dan kelebihan dalam meneruskan ajaran-ajaran Tuhan tidak semua yang dapat kita terapkan dalam kehidupan kita, baik dalam  kehidupan sehari-hari  maupun dalam kehidupan berorganisasi (Mario).

Semenatar itu, Sinta Mahasiswa asal Kerom, dari sekian banyak komentar yang dikemukakan untuk menjawab pertanyaan kedua diatas membenarkan pendapat Mario, bahwasannya semua ajaran Tuhan Yesus tidak semua yang dapat kita jalankan, hanya saja ada sebagian ajaran yang sering kali tanpa kita sadari sudah kita terapkan terhadap sesama manusia.


3.    Menurut anggota FKPMKP apakah ajaran-ajaran Yesus ini sudah ada dalam ajaran adat istiadat kita?

Nah, hal ini yang paling menarik dari diskusi anggota FKPMKP, dimana ternyata ajaran-ajaran yang diajarkan Tuhan sendiri sudah ada dalam adat istiadat suku-suku di Papua jauh sebelum Agama itu masuk di Papua. Dimana di Suku Mee sendiri jauh sebelum Agama masuk mereka sudah lebih dahulu mengenal Tuhan yang disebut sebagai Ugatame dan juga sebelum agama masuk dalam suku Mee juga sudah mengenal 10 perintah Allah yang disebut Totamanaa dan juga sudah diajari untuk saling menghargai (Kabo manaa). Demikian pula sama halnya dengan suku Muyu, Pegunungan Bintang dan yang lainnya.

Seperti di Merauke, Mario sesuai pengetahuannya menjelaskan bahwa, ajaran-ajaran yang Tuhan sudah ada dalam adat istiadat itu sediri, namun tidak sebagian besar dari ajaran Tuhan itu ada.

“Dulu saat belum ada agama orangtua saya belum tau tentang ajaran Tuhan. Dan menurut cerita orangtua, mereka sering di paksa untuk ke gereja dengan berbagai cara. Namun dengan berjalannya waktu, mereka dapat menyimpulkan bahwa ternyata ajaran-ajaran itu sudah ada juga dalam adat istiadat,” jelas Mario.

Jadi, dari semua pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh peserta diskusi dapat disimpulkan bahwa ajaran-ajaran Tuhan Itu sudah ada sebelum agama (Injil) masuk ke Tanah Papua.


4.    Setelah membaca penjelasan diatas menurut teman-teman apakah benar semua itu ajaran Tuhan Yesus sendiri atau dari  Wahyu  Allah?
Berdasarkan Diskusi anggota FKPMKP, ajaran-ajaran Tuhan yang diajarkan pada manusia merupakan Wahyu yang di percayakan oleh Allah kepada Tuhan Yesus untuk di ajarkan pada Manusia.

Namun hal ini dijelaskan lagi dalam buku berjudul “Identitas Yesus dan Misteri Manusia”  Ulasan Tema-Tema Teologi Moral Fundamental yang ditulis oleh Albertus Sujoko, MSC.

Di halaman 30 s/d 31 menjelaskan bahwa Yesus tidak memberikan ajaran moral secara sistematis. Kalau ada pesan-pesan moral yang dicacat dalam Injil-injil, hal ini merupakan konsekuensi dari pesan inti yang dibawah-Nya. Yesus pertama-tama mewartakan Kerajaan Allah. Kerajaan Allah adalah Konsep biblis yang berarti, "Tindakan Allah dalam sejarah manusia serentak menunjukan keadaan zaman akhir di mana Allah meraja secara mutlak.

(...Kerajaan Allah yang diwartakan oleh Yesus tidak terpisahkan dari pribadi Yesus Sendiri. yang bukan hanya mewartakan Kerajaan Allah, melainkan juga mewujudkan dan membuatnya datang mendekat.Di dalam diri Yesus, melalui sabda dan karya-Nya, tindakan Allah dalam sejarah itu sudah datang...)

menurut Injil Lukas, Yesus  adalah Dia yang menggenapi janji Allah untuk mewujudkan tanda-tanda datangnya Kerajaan Allah. Bukan hanya pesan Yesus saja yang berisi kabar gembira, melainkan juga pribadi Yesus itu sendiri menjadi pusat pemenuhan ini pesan tersebut.

Yesus ditampilkan sebagai pemenuhan janji tahun rahmat Tuhan . Maka mata semua orang di muka bumi ini hendaknya tertuju kepada-Nya.

Kesimpulan

Ajaran Yesus Kristus ialah Kasih dan Keselamatan dengan pokok ajaran Yesus yaitu: Kasih;            Keselamatan; Buah-buah;Trinitas; Perumpamaan. Selain kasih dan keselamatan, ajaran Yesus juga ialah: Mengasihi,  Sukacita,  Damai Sejahtera, Kesetiaan,  Lemah Lembut , Kesabaran ,  Murah hati,  Kebaikan, dan  Menguasai diri.

Yesus menjadi gerakan kemanusiaan. Menuju ke damai,  yang artinya menuju ke persekutuan dan persaudaraan sebagai anak-anak Allah. Yesus Kristus  datang dengan tujuan untuk memulihkan hubungan dalam hidup, yang semakin diperlukan  untuk membangun perdamaian penuh persaudaraan dan persahabatan antara sesama manusia. Memulihkan hubungan dengan membangun jembatan-jembatan untuk mempertemukan itulah yang diperbuat oleh Yesus.

Kehadiran Yesus di dunia dan mati di salib kemudian bangkit  ialah Buah dari perutusan Allah.  Yesus bangkit sepenuhnya dalam Roh, yang terutama berperan tetap membangun jembatan dalam jiwa dan batin manusia, agar manusia menerima aliran daya hidup Ilahi, yang pada gilirannya akan bertindak mengalirkan hidup kita sehari-hari. Yesus dapat mengalahkan  dosa dan maut ialah kuasa pengampunan Allah yang digenapi oleh Yesus dengan kedatangannya ke dunia. Yesus juga menghendaki agar para rasul dan setiap pengikut-Nya memiliki kemampuan untuk mengampuni. 

Ajaran-ajaran Yesus merupakan ajaran cinta kasih. Cinta Kasih adalah kesempurnaan dari hukum. Ajaran-ajaran Yesus dipertentangkan dengan ajaran ajaran moral ahli-ahli taurat pada masa itu. Diaman orang Farisi menyebutnya sebagai ajaran legalistis (ajaran yang terpaku mati pada hukum-hukum tertulis). Nah, sesuai hasil diskusi FKPMKP Ajaran-ajaran Yesus (Cinta Kasih) sudah ada  dalam adat istiadat suku-suku di Papua jauh sebelum Agama itu masuk di Papua.

Untuk itu, Mari kita sebagai pengikut Yesus Kristus sanggupkah kita  menanggapi ajaran-ajaran Yesus didalam kehidupan kita dengan cara berbuat baik, mendalami ajaran cinta Kasih Yesus dalam segala hal. Agar  bila Tuhan datang kembali, Anda, saya dan kita semua  dapat memberikan kepada-Nya hal yang diberikan-Nya kepada Anda, saya dan kita semua.

“Rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya. Serahkanlah segala kekhawatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.” ( 1 Petrus 5:6,7)
2
Share

Ilustrasi. Sumber: Ist.
Sabtu (17/09/2016), sore, anggota Forum Komunikasi Pelajar dan Mahasiswa Katolik tanah Papua di Daerah Istimewa Yogyakarta (FKPMKP DIY)  mengemukakan pendapatnya masing-masing tentang 'Keberanian'.

Maria Yawarin, mahasiswa Papua asal Keuskupan Agung Merauke ini menjelaskan, ketakutan itu pasti ada dan hadir dalam irama hidup manusia. Keberanian, menurutnya, dibutuhkan justru saat seseorang merasa takut. 

"Setiap orang pasti merasa takut. Disana, keberanian itu perlu," jelas  Yawarin. 

Ada bebrapa kategori keberanian. Berani untuk melawan sesuatu, berani untuk menghadapi sesuatu dan keberanian untuk hal-hal lainnya.

Manfred Kudiai, mahasiswa Teknik Mesin asal Keuskupan Timika ini menjelaskan, dalam konteks tertentu, keberanian adalam modal awal.

"Saat kita berani, kita sudah memiliki sebagaian kemenangan," urai Kudiai.

Mahasiswa Papua lain asal Kerom, Keuskupan Jayapura, Sinta, menjelaskan hal yang sama. 

"Keberanian itu perlu, untuk hal apa saja. Keberanian itu untuk melatihnya harus dimulai dari hal-hal kecil, karena dari situlah, kita akan belajar percaya diri dan mampu untuk menyampaikan hal-hal tanpa perlu takut, grogi, canggung, dan lain-lain," jelas Sinta.

Andreas Takimai menambahkan, keberanian itu dapat dialami seseorang dengan jalan dilatih, tentu saja dengan banyak cara. 

"Rekoleksi, sharing dan diskusi, seperti di FKPMKP, itu bisa menjadikan seseorang jadi lebih berani," jelas Takimai.

"Percaya diri, kemauan,  tidak boleh pikir yang jadi kelemahan dalam diri kita," tambah Fani Inge Aria dan Marselina Mote.

Takimai menjelaskan, kadang-kadang, untutk orang Papua di tanah rantau (di luar tanah Papua), rasa takut itu muncul karena dalam pikirannya, seseorang sudah merasa bahwa orang luar Papua lebih mampu, lebih bisa, lebih pintar, lebih maju. Itu yang harus dihapus dari dalam batok kepala setiap orang Papua.

"Orang Papua harus percaya diri dan yakin bahwa mereka bisa, karena memang orang Papua juga sama dengan orang-orang lain," tegas Takimai.

Anggota FKPMKP sama-sama percaya bahwa setiap orang diciptakan secitra, segambar dan serupa dengan Allah sendiri, dan oleh karenanya, ketakutan sudah harus dikontrol dan dimunculkan seperlunya pada saat-saat yang memang penting dan dan digunakan sewajarnya. (ST)

0
Share
Foto ilustrasi. Sumber: Ist.

Hari ini, Rabu (14/09/2016), anggota Forum Komunikasi Pelajar dan Mahasiswa Katolik tanah Papua di Daerah Istimewa Yogyakarta (FKPMKP DIY) mengemukakan pendapatnya masing-masing mengenai ketakutan dalam diri manusia dan untung-ruginya.

Anselina Uropmabin, mahasiswi Universitas Katolik Sanata Dharma  (USD) Yogyakarta mengatakan, rasa takut, dalam situasi tertentu, dalam konteks tertentu, sangat dibutuhkan. Rasa takut itu diperlukan sebagai alasan untuk berjaga-jaga akan hal-hal yang tidak baik.

"Bagimana kalau asa takut itu tidak ada? Itu kan akan jadi bikin hidup ini kacau," jeas Uropmabin. 

Fani Inge Aria menambahkan, rasa takut itu juga bisa menjadi motivasi untuk melawan dan mengalahkannya. "Ia menjadi batu loncatan untuk menjadi lebih berani." 

"Tapi tidak di semua situasi kita harus takut," tambah Aria, mahasiswi Akuntansi di SUD ini .

Sementara Marselina Mote megatakan, kadang-kadang, malu, gugup, canggung, kaku, itu akan muncul oleh karena ketakutan itu bersarang dalam diri kita.

"Jadi untuk hal-hal tertentu, ketakutan itu tidak kita butuh. Tapi pada umumnya, rasa takut dalam diri manusia itu baik dan menguntungkan," tegas Mote, mahasiswi Sekolah Tinggi Teknik Nasional (STTNas) Yogyakarta.

Maria Yawarin, mahasiswi Papua asal Merauke yang kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IEU Yogyakarta menjelaskan, ketakutan itu kita butuhkan, tapi tidak untuk hal-hal tertentu. 

Hal senada juga disampaikan Manfred Kudiai, mahasiswa Teknik Mesin Akprind, Yogyakarta. 

"Ketakutan itu penting. Manusia jadi tidak hidup bila tanpa rasa takut," tegas Kudiai.

Sementara tambah Mote, ketakutan itu baik untuk menjadi alat kontrol bagi moral setiap orang. Tapi kata Willem Sipka,  rasa takut itu tidak kita butuhkan. 

"Ketakutan itu bikin kita tidak percaya diri dan tidak maju. Jadi ketakutan itu perlu dihilangkan," tegas Sipka, mahasiswa arsitek di Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta ini.

Jadi, bagimana pendapatmu: ketakutan itu, penting atau tidak? (ST)
0
Share


Hasil Diskusi
Forum Komunikasi Pelajar dan Mahasiswa Katolik
 Tanah Papua Daerah Istimewa Yogyakarta (FKPMKP DIY)

Topik  Diskusi: Belajar dari Santo Thomas Aguinas.
Moderator: Geofani Inge Aria.
Notulen: Biro Pendidikan dan Penalaran FKPMKP DIY.
Hari/tanggal: Sabtu, 10 September 2016.
Tempat: Kantin Realino, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Waktu: 16.30 s/d 18.00 WIB

Pokok-pokok Pembicaraan:
1.       Biografi Thomas Aquinas
2.       Pemikiran St. Thomas Aquinas
3.       Pemikiran Thomas Aquinas dalam Teologi
4.       Teori Pengetahuan Thomas Aquinas
5.       Etika dalam Pandangan Thomas Aquinas
6.       Sikap dan prinsip sebagai  FKPMKP  berdasarkan pemikiran-pemikiran St. Thomas Aquinas

Ringkasan Bahan Diskusi:
[1] Ahmad Tafsir, Filsafat Umum: Akal dan Hati Sejak Thales sampai Capra, Bandung, Rosda, Cetakan X 2013, h. 98-100, [2] Ibid, h. 104, [3] Ibid, h. 105, [4] Ibid, h. 106, OMK Thomas Aquinas Semarang . 2013. Tentang Santo Pelindung Kami, http://omkthomas-aquinas.blogspot.co.id/2012/04/tentang-santo-pelindung-kami.html. Collison, Diane.2001. Lima Puluh filosof Dunia yang Menggerakkan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hadiwijono, Harun. 1989. Sari Sejarah Filsafat Barat. https://id.wikipedia.org/wiki/Thomas. Mirsi Nira, 2010 “Thomisme” http://thebookofphylosoph.blogspot.com/2010/06/thomisme.html.

Sejarah perkembangan filsafat barat merupakan hal yang menarik untuk dikaji. Terdapat banyak teori atau aliran filsafat yang mewarnai dunia pengetahuan barat yang kini dikenal sebagai negara-negara maju. Kemajuan perkembangan pengetahuan  masyarakat negara-negara tersebut tidak sepenuhnya lepas dari perkembangan filsafat yang melatarbelakanginya. Perkembangan filsafat-filsafat yang ada dan terjadi memberikan corak warna pada kehidupan masyarakat di dunia.

Seiring perkembangan zaman, paradigma berfikir masyarakat barat-modern lebih banyak dipengaruhi oleh aliran logis, yaitu filsafat Positivisme Logis. Filsafat ini mengajarkan bahwa hanya daya panca indera manusialah yang mampu mengubah kehidupan masyarakat dunia menjadi lebih maju, dalam hal ini masyarakat menjadi maju pesat dalam bidang pengetahuan.

Sebelum filsafat Positivisme Logis menjiwai masyarakat barat, lahir pemikiran atau filsafat yang disampaikan oleh filsuf termasyhur bernama Santo Thomas Aquinas.  Aliran filsafatnya bertentangan dengan filsafat barat yang menentang metafisika. Karena dilahirkan di Italia dan pernah menempuh studi di Universitas Paris, pemikiran Thomas Aquinas juga diperngaruhi oleh banyak pemikiran, meskipun beliau adalah seorang Katolik yang taat.

Thomas Aquinas merupakan filsuf dan teolog yang teguh pendiriannya. Ketika para ilmuwan barat menentang teori-teori gereja dengan gencar, beliau tetap kokoh mempaertahankan prinsip-prinsip yang mengakui adanya kekuatan Allah yang tidak sama dengan para makhluk-Nya. Beliau memberikan pencerahan tentang etika, dan membedakan antara pengetahuan dan keimanan manusia.
Dalam seluruh teorinya tentang pengetahuan, Thomas Aquinas konsisten dengan pandangannya bahwa akal dan iman itu tidak bertentangan. Baginya, filsafat ditentukan oleh penjelasan sistematis, sedangakan agama ditentukan oleh keimanan. Dengan demikian, pengetahuan sebenarnya adalah gabungan dari kedua-duanya.

Siapa itu Thomas Aquinas?

Sebelum kita membahas tentang  pemikiran-pemkiran St. Thomas Aqunas, alangkah baiknya kita mengetahui siapa itu St. Thomas Aquinas,  mengapa dia dinobatkan sebgai Santo oleh Gereja katolik Roma? Untuk itu mari kita cermati biografi singkat St. Thomas Aquinas.

St. Thomas Aquinas adalah  salah satu tokoh filsafat barat pada abad pertengahan, dilahirkan di Lombardy, Rossa Sicca, daerah di kerajaan Napels, Italia pada tahun 1225 M (ada sumber yang menyebutkan pada tahun 1224 M). Dia berasal dari keluarga keturunan bangsawan, Kaisar Frederick I dan Henry VI. Thomas Aquinas terlahir dari pasangan Pangeran Landulf, keturunan Aquino dan Theodora, seorang Countest of Teano. Keluarganya  merupakan penganut agama Khatolik yang taat. Latar belakang ini ikut menentukan latar belakang pendidikan dan tujuan hidupnya.

Thomas Aquinas yang juga dikenal dengan nama Italia yaitu Thomaso d’Aquino, ketika berumur lima tahun (sekitar tahun 1257), Thomass Aquinas mulai belajar di Biara Benedictus di Monte Cassino hingga dia berusia lima belas tahun. Setelah selama sepuluh tahun belajar di Monte Casssino sebagai pendidikan dasar guna menjadi seorang biarawan, dia melanjutkan memperdalam ilmu bahasa di negara lain dengan beralih menjadi seorang Ordo Dominikan. Hal ini pada mulanya ditentang oleh keluarganya yang merupakan penganut Katolik yang taat, namun tekat bulatnya pada akhirnya mampu meluluhkan hati kedua orang tuanya sehingga dia mendapatkan restu dari keduanya dan ressmi menjadi salah seorang anggota Ordo Dominikan tepat pada tahun 1245.

Pada mulanya dia belajar di Napels, tepatnya di Universitas Frederick II Nepal selama enam tahun, kemudian melanjutkan pendidikannya di Paris dibawah bimbingan seorang Aristotelian termasyhur bernama Albertus Agung. Dari beliau, St. Thomas Aquinas mendapatkan teori-teori filsafat Aristoteles.

Ketekunannya dalam mempelajari ilmu selama menempuh pendidikan membawanya menjadi seorang Doktor dalam bidang teologi dari Universitas Paris. Dia kemudian mendapat kepercayaan untuk mengajar disana sampai dengan tahun 1259 M. Selanjutnya dia aktif menjadi biarawan di beberapa biara Dominican, Roma, Italia selama kurang lebih sepuluh tahun atau hingga sekitar tahun 1269 M.

Semasa hidupnya, Thomas Aquinas berjasa dalam memberi kuliah bidang filsafat dan teologi beberapa kota yang ada di Italia, yaitu kota Anangi, Orvetio, Roma, dan Vitebro. Selanjutnya, dia kembali ke Paris selama tiga tahun sebelum dia dipanggil ke Naples guna mengemban tugas yang sama dan peran tambahan sebagai pendiri sekolah Dominican disana pada tahun 1272 M.

St. Thomas Aquinas, seorang teolog yang terkenall pada era abad pertengahan, meninggal dunia ketika berusia sekitar lima puluh tahun, tepatnya pada tanggal 7 Maret 1274 M. Pemikirannya tidak lenyap seiring dengan kepergiannya dari dunia fana, tetapi tetap melegenda dan senantiasa masih digunakan sebagai rujukan bahkan pada masa kini.

Lima Dalil tentang Eksistensi Tuhan menurut Thomas Aquinas

Ahli teologi selalu menganggap bahwa eksistensi Tuhan tidak bisa diketahui oleh akal dan hanya dapat diketahui oleh iman. Namun, menurut Aquinas, eksistensi Tuhan dapat diketahui oleh akal. Ia mengajukan lima dalil atau argumen untuk menunjukan eksistensi Tuhan dengan akal, diantaranya:

Pertama, diangkat dari sifat alam yang selalu bergerak. Setiap yang bergerak pasti digerakan oleh yang lain sebab tidak mungkin suatu perubahan dari potensialitas bergerak ke aktualitas bergerak tanpa ada penyebabnya dan penyebabnya itu tidak mungkin ada pada dirinya sendiri. Dengan kata lain, tidak mungkin sesuatu bergerak dengan sendirinya. Oleh karena itu, menurut Thomas Aquinas, karena alam ini bergerak, maka pastilah ada Penggerak Pertama, yaitu Penggerak Yang tidak digerakan oleh yang lain. Itulah Tuhan.

Kedua, Disebut sebab yang mencukupi. Didalam dunia inderawi kita saksikan adanya sebab yang mencukupi. Dalam kenyataannya yang ada ialah rangkaian sebab dan musabab. Seluruh sebab berurutan dengan teratur: penyebab pertama menghasilkan musabab, musabab ini menjadi penyebab yang kedua yang menghasilkan musabab kedua, dan begitu seterusnya sehingga terjadi rangkaian penyebab. Itu berarti jika membuang sebab sama dengan membuang musabab. Artinya, bila ada Sebab Pertama, tentu tidak akan ada rangkaian sebab. Dan pada akhirnya Thomas Aquinas menyimpulkan bahwa yang menjadi Sebab Pertama adalah Tuhan.

Ketiga, argumen kemungkinan dan keharusan. Alam semesta ini bermula dari tidak ada menjadi ada. Jika alam ini ada, maka haruslah mengadakan Ada Pertama. Artinya, Ada Pertama itu harus ada karena adanya alam semesta ini. Akan tetapi, ada yang harus ada itu darimana ? terjadi rangkaian penyebab. Thomas Aquinas beranggapan bahwa kita harus berhenti pada Penyebab yang harus ada. Itulah Tuhan.

Keempat, memperhatikan tingkatan yang terdapat pada alam ini. Isi alam ini berkekurangan dan berkelebihan. Misalnya dalam hal keindahan, kebaikan dan kebenaran. Ada yang indah, ada yang paling indah dan ada pula yang terindah. Tingkatan tertinggi menjadi sebab tingkatan dibawahnya. Artinya, Tuhan itu Yang Maha Sempurna, Yang Maha Benar adalah sebab bagi sempurna dan benar pada tingkatan di bawah-Nya. Karena itu, harus ada tingkatan yang tertinggi, dan Thomas Aquinas berpendapat bahwa tingkatan tertinggi ialah Tuhan. 

Kelima, berdasarkan keteratuan alam. Keteraturan alam adalah tujuan dari alam diciptakan. Alam tidak mempunyai akal namun benda-benda yang ada di dalam alam semesta ini diatur oleh sesuatu dalam bertindak mencapai tujuannya. Sesuatu yang tidak berakal tidak mungkin mencapai sebuah tujuan. Namun, nyatanya alam mencapai tujuan itu. Adalah mustahil jika tidak ada yang mengarahkan untuk alam ini. Yang mengarahkan itu pasti mempunyai akal dan mengetahui. Yang mengarahkan alam semesta dan isinya ini harus ada. Haruslah berakal dan berpengetahuan pula. Thomas Aquinas menganggap bahwa yang mengarahkan alam untuk mencapai tujuannya—keteraturan alam— ialah Tuhan.

Demikianlah lima dalil tentang eksistensi Tuhan menurut Thomas Aquinas. Argument ini menurut Ahmad Tafsir sangat terkenal di Abad Pertengahan dan bisa dilihat dalam karya klasik Thomas Aquinas yang berjudul Summa Teologika.

Hasil Diskusi FKPMKP DIY

Setelah FKPMKP DIY mengadakan diskusi untuk membahas sebuah topik: Belajar dari Santo Thomas Aguinas. Selain itu juga untuk memahami secara pintas tentang  pokok - pokok  pemikiran St. Thomas Aquinas. Juga untuk melihat bagaimana semangat berjuang yang dimiliki oleh St. Thomas sendiri dalam memperjuangkan filsafat-filsafat dengan pandangannya bahwa akal dan iman itu tidak bertentangan. Baginya, filsafat ditentukan oleh penjelasan sistematis, sedangakan agama ditentukan oleh keimanan. Dengan demikian, pengetahuan sebenarnya adalah gabungan dari kedua-duanya.

Tujuan diadakan diskusi ini untuk memperluas  wawasan kita sebagai kaum muda Papua pada umumnya dan khususnya anggota yang tergabung dalam FKPMKP melalui pembahasan artikel yang terdapat dalam karya-karya St. Thomas Aquinas.

Untuk itu, anggota FKPMKP juga mencoba  mengaplikasikan penghayatannya dalam konteks realitas hidup, sebagai anggota gereja katolik dari Tanah Papua. Melalui ajaran Thomas ini, membantu kita sebagai anggota Gereja untuk menunjukkan arah, petunjuk dan jalan bagaimana kita harusnya menjadi orang muda katolik asal Tanah Papua yang sesungguhnya.

Penjelasan inti dari isi, berdasarkan tema-tema pokoknya, Rangkuman hasil diskusi yang bertajuk “Filsafat Thomas Aquinas”  ini dirangkum  oleh Biro Pendidikan BPH FKPMKP  dari berbagai sumber yang telah menyebutkan diatas. Kemudian, anggota FKPMKP dalam diskusi, serta mencoba menjawab beberapa pertanyaan yang dikemukakan oleh pemandu diskusi, diantaranya:
  1. Apa yang bisa kita pelajari dari biografi  St.Thomas Aquinas?
  2. Apa yang menarik, setelah membaca dan mencermati kisah perjalanan hidup dan pemikiran St. Thomas Aquinas?
  3. Kenapa St. Thomas Aquinas disebut sebagai bapak ilmu pengetahuan agama katolik?
  4. Mengapa Orang Muda Katolik (OMK) dan Forum Komunikasi Pelajar dan Mahasiswa Katolik Papua (FKPMKP) menjadikan St. Thomas Aquinas sebagai Santo pelindung?



Apa yang bisa kita pelajari dari biografi  St.Thomas Aquinas?

Dari biografi,  Thomas adalah turunan dari keluarga bangsawan (Dia berasal dari keluarga keturunan bangsawan, Kaisar Frederick I dan Henry VI. Thomas Aquinas terlahir dari pasangan Pangeran Landulf, keturunan Aquino dan Theodora, seorang Countest of Teano. Keluarganya  merupakan penganut agama Khatolik yang taat. Latar belakang ini ikut menentukan latar belakang pendidikan dan tujuan hidupnya...), yang pastinya dia di hormati. Karena dia anak dari pangeran, dan setalah masa ayahnya habis, pastinnya  yang akan mengantikan posisi ayah adalah Thomas, tapi Dia lebih memilih hidup sederhana dan  masuk bergabung di ordo Dominikan.

Ketekunan dan keseriusannya dalam belajar!

Thomas Aquinas merupakan filsuf dan teolog yang teguh pendiriannya dan meyakini  bahwa semuanya yang membuat itu adalah Tuhan kemudian Ia setia pada pandangannya untuk mengenal Tuhan dan ciptannya melalui Iman dan kepercayaan akan katolik yang telah melekat baik sejak bersama keluarganya. Keluarganya yang juga  merupakan penganut agama Khatolik yang taat. Latar belakang ini ikut menentukan latar belakang pendidikan dan tujuan hidupnya.

Disisi lain,  walaupun Dia dari keluarga terhormat, keinginan untuk berangkat ke kota studi lain dilatarbelakangi oleh agama lain, tetapi dia tetap kokoh pada apa yang dia imanai yaitu agama katolik.

Kemudian, anggota FKPMK berpendapat bahwa, Nilai etika yang betul-betul Ia tekuni adalah mencari etika itu sendiri yang kemudian dapat menemukan mana yang baik dan mana yang tidak baik.

Thomas adalah orang muda beragama katolik, yang mempunyai semangat untuk melayani Tuhan. Jadi roh itu yang harus kita hidupi.

Melalui sosok Thomas kita belajar bahwa, untuk memperolah suatu kepercayaan dari orang lain kepada kita, kita harus punya tekat sendiri  bagaimana meyakinkan kepada orang lain bahwa kita bisa. Keyakinan ini, dilakukan oleh Thomas saat orangtuanya tidak menerima niatnya untuk masuk ke ordo Dominkan, (... Setelah selama sepuluh tahun belajar di Monte Casssino sebagai pendidikan dasar guna menjadi seorang biarawan, dia melanjutkan memperdalam ilmu bahasa di negara lain dengan beralih menjadi seorang Ordo Dominikan. Hal ini pada mulanya ditentang oleh keluarganya yang merupakan penganut Katolik yang taat, namun tekat bulatnya pada akhirnya mampu meluluhkan hati kedua orang tuanya sehingga dia mendapatkan restu dari keduanya dan ressmi menjadi salah seorang anggota Ordo Dominikan...) , hal ini terjadi karena Thomas benar-benar membuktikan bahwa dirinya bisa. Dia meyakinkan orangtua untuk mewujudkan cita-citanya.

Apa yang menarik, setelah membaca dan mencermati kisah perjalanan hidup dan pemikiran St. Thomas Aquinas?

Hal- hal menarik dari Thomas adalah yang dikemukakan oleh anggota FKPMKP adalah bagaimana Ia  mengumpulkan pengetauan, kemudian dianalogikan berdasarkan akal. Beliau mempergunakan akal, membuktikan adanya Tuhan dengan argumen yang filosofis-ilmiah. Dari segi cabang ilmu filsafat tentang dasar-dasar dan batas-batas pengetahuan (epistemologi). Ia berpendapat bahwa iman dan akal adalah sumber dari pengetahun dan dalam segi etika/akhlak (apa yang baik dan dan apa yang buruk tentang kewajiban moral) , manusia berada dalam pengawasan Tuhan, maka barang siapa yang berbuat kesalahan, ia akan dihukum karena kesalahan itu bentuk tidak tunduknya manusia kepada Tuhan.

Iman dan  akal adalah sumber dari pengetahuan, segala hal itu bermula dari Tuhan, mulai dari hal-hal kecil, bahkan bumi juga diputarkan oleh Tuhan. Dan membedakan iman itu apa dan filsafat itu apa, melalui akal. Ciptaan Tuhan yang paling mulia itu manusia karena Tuhan ciptakan dengan akal. Ia tetap mempertahankan primsip-prinsip yang mengakui adanya kekuatan Allah yang bersatu dengan para makluk hidup di bumi.

Sementara itu, ada juga yang berpendapat bahwa, kenyataan saat ini, ditinjau dari  beberepa media, ada kelompok-kelompok ilmuan-ilmuan yang mulai mengatakan bahwa bumi itu datar. Jadi, relevan karena, Thomas  ketika itu, dia  bisa  beranggapan kalau teori-teori yang ada  ini hanya teori-teori yang muncul dari pikiran manusia. Ada bagusnya kita beranggapan bahwa, bumi ini benar-benar bulat, dan lebih tertarik lagi pada Thomas Aguinas kerena Dia tetap pada pendiriannya bahwa, bumi itu bulat.

Kemudian, ada hal lain  yang datang dari beberapa Ilmuan yang bertengtangan dengan pandangan Thomas, misalnya, menurut teori Carles Darwin, manusia ini berasal dari  Kera, terus berkemabang lagi, bahkan ada prediksi bahwa beberapa tahun kedepan di tubuh manusia, akan ada indera baru, seperti mata bisa tembus pandang. Sebenarnya ini hal-hal yang keliru, karena manusia itu ciptakan Tuhan dan dalam Alkitab sudah memuat  mengenai penciptaan ini. Mengenai Penciptaan,  filsafat tentang Penciptaan, Thomas Aquinas menekankan pada kelebihan Allah, yaitu murni karya penciptaan Allah yang menyebabkan keberadaan dunia seisinya. Penciptaan merupakan perbuatan Allah secara kontinu dan berkelanjutan.

Sehingga, hal yang menarik adalah  Thomas walaupun dalam tantangan tetap kokoh dan  tetap pada prinsipnya yang mengatakan adanya kekuatan-kekuatan Allah yang tidak sama dengan kekuatan manusia.

Kemudian ditinjau dari lima dalil atau argumen untuk menunjukan eksistensi Tuhan dengan akal yang dikemukakan oleh  Aquinas, dalam dalil pertama berdasarkan pada sifat alam yang selalu bergerak.   

Anggota FKPMKP berpendapat bahwa guru yang terbaik itu adalah alam bukan manusia. Jika kita belajar dari alam kita akan mendapatkan sesuatu yang disembunyikan oleh Allah sebagai penciptanya, karena alam itu diciptkan dan digerakakn oleh Tuhan. Artinya bahwa jika kita menguasai  alam maka, kita dekat dengan Tuhan.

Sementara itu, Thomas juga menegaskan bahwa, monogami adalah watak asli manusia dan ia juga menentang pembatasan kelahiran. Monogami antonim dari poligami, yang artinya bahwa kita harus menika hanya satu istri. Kemudian hal yang tertarik disini adalah, pernyataan Thomas yang menentan atas pembatasan kelahiran.

Karena, di Papua saat ini banyak program yang diadakan atas nama pemerintah untuk membatasi angka kelahiran, misalnya dengan program Keluarga Berencana, Kelurga sehat cukup dua anak, dll.

Kenapa St. Thomas Aquinas disebut sebagai bapak ilmu pengethauan agama katolik?

Kaum muda, berpandangan bahwa agama yang lahir dari filsafat itu adalah induk dari segala ilmu pegetahuan. Beliaulah yang berusaha menjelaskan iman katolik melalui pendekatan ilmu pengetahuan sehingga lebih bisa diterima. Ada lima dalilnya yang telah disebut diatas mengenai ini yang cukup terkenal. Walau ada hal-hal yang tidak dapat dijelaskan oleh ilmu pengetahuan terkait dengan kepercayaan agama, tapi tokoh St. Thomas Aquinas adalah salah satu yang paling berhasil menjelaskan agama dari latar belakang ilmu pengetahuan. Ituah alasannya.

Maka itu OMK pada umumnnya Indonesia menjadikan visi dan motto  utama: Agama adalah dasar dari ilmu pengetahuan.

Mengapa Orang Muda Katolik (OMK) dan Forum Komunikasi Pelajar dan Mahasiswa Katolik Papua (FKPMKP) menjadikan St. Thomas Aquinas sebagai Santo pelindung?

OMKP dan FKPMKP melihat dari keunggualan Thomas  dalam hal belajar terus menerus, kenapa dia bisa melahirkan  teori-teori, kemudian  mengumpulkan gagasan-gagasan yang sedang kita pelajari saat ini diawali dari proses belajar terus menerus.

Orang muda katolik pada umumnya ingin bergerak dari yang biasa-bisa saja (standar) menuju ke yang tinggi. FKPMKP juga percaya, bahwa segala sesuatu yang terjadi ada penyebanya, karena itu orang  muda katolik  lebih khusunya untuk anggota FKPMKP diharapkan untuk lebih bergelak dan maju dan turut terlibat dalam proses merancang hasil akhir dengan bantun rahmat Tuhan bagi tegaknya keadilan dan terwujudnyatanya kebenaran sejati di tanah Papua.

Selain itu, Thoms menjadi Santo  pelindung,  karena semangatnya. Kita (FKPMKP)  ingin mengambil semangatnya, semangat untuk belajar terus menerus dan  prosesnya mengkontekskan, karena pada saat mengeluarkan ini,  terjadi perdebatan  bersar-besaran antara orang-orang yang teologi  murni yang mengagkui ini, dengan  kalangan  yang meninggikan ilmu pengetahuan dan sains.

Menurut sejarah perkembangan dunia dan pengetahuan, pada masa abad pertengahan merupakan masa dimana perkembangan pengetahuan di belahan dunia barat tidak berkembang secara baik. Pada masa itu, pengetahuan menglami masa suram. Dalam keadaan seperti ini, St. Thomass Aquinas terlahir sebagai pencerah. Beliau menyumbangkan buah pikirannya berupa filsafat teologi yang diyakini dan digunakan sebagai rujukan pengembangan pengetahuan filsafat hingga kini.

Sehingga, Thomas  berusaha mengambil jalan tengah untuk  menggabungkan dua hal yang bertentangan ini.  Hal ini kita bisa lihat dari lima dalil yang di kemukakan oleh Thomas Aquinas.

Untuk itu, FKPMKP sediri, ingin bersatu kemudian belajar bersama mengembangkan kemapuan kita dalam hal apa saja sesuai dengan yang dilandaskan pada iman, baik itu dalam dalam bentuk pendalaman iman, berdasarkan teori-teori yang diajarkan oleh geraja serta doktrin-doktrin gereja dengan tujuan menegahkan keadadiln dan kebenaran untuk tanah Papua.

St. Thoms Aquinas sebagai Santo pelindung kami (FKPMKP) untuk berusaha mencontoh  semangat belajarnya, bagaimana Ia berusaha  mengkontekskan  imannya, kemudian dapat diterima dan melebar di seluruh dunia.


Penutup

Berdasarkan pendapat-pendapat yang  dihasilkan oleh peserta diskusi, untuk menaggapi pemikiran Thomas Aquinas ini berdasarkan pemahan-pemahan tersendiri yang muncul setelah membaca  biografi, pemikiran-pemikiran, lima delil, teori pengetahuan St. Thomas Aquinas yang dirangkum oleh pemateri dari berbagai sumber. Dalam hal ini, yang menyiapkan materinya dari Biro Pendidikan dan pengkaderan FKPMKP  Untuk memudahkan anggota FKPMKP  dalam memahami Filsaf Thomas Aquinas .

Kami juga menyadari bahwa  rangkuman dari semua pendapat-pendapat dari peserta diskusi ini terlalu ringkas pemahaman-pemahaman terkait Filsafa Thomas Aquinas  terbatas. Sehingga diwajibkan kepada peserta maupun mahasiswa katolik pada umumnya agar  mencari informasi seputar Filsafa Thomas Aquinas  melalui internet (warnet), buka-buku, dokumen, pelajaran Agama dll. Supaya kita dapat mengetahui, memahami, dan akhirnya mampu menghayati kekatolikan kita dalam realitas hidup kita saat ini di DIY sebagai kota studi, dan realitas di Papua sebagai tanah air kita.

Perlu juga kita ketahu bersama bahwa, Filsafat-filsafat Thomas Aquinas  banyak didasari oleh prinsip-prinsip dan teori Aristotelisme (prinsip-prinsip yang dicetuskan oleh Aristoteles). Selain menganut prinsip Aristotelisme, St. Thomas Aquinas dalam mencetuskan filsafat-filsafatnya tidak terlepas dari pengaruh pengetahuan yang beliau dapatkan dari karya-karya Neoplatimisme maupun Augustinus dan pelajaran dari Albertus Magnus.

Thomas Aquinas adalah filsuf yang lahir di bumi Italia. Keseluruhan pemikirannya selalu mendorng untuk tidak mempertentangkan antara filsafat dengan agama dan akal dengan iman. Karena menurutnya kedua sama sekali tidak bertentangan. Akal membantu memahami agama dan agama menjadi pembatas dari akal. Selain itu, dengan akal, Thomas Aquinas dapat membuktikan adanya Tuhan dengan argument yang filosofis-ilmiah. Dari segi epistemologi, ia berpendapat bahwa iman dan akal adalah sumber dari pengetahun dan dalam segi etika, manusia berada dalam pengawasan Tuhan, maka barang siapa yang berbuat kesalahan, ia akan dihukum karena kesalahan itu bentuk tidak tunduknya manusia kepada Tuhan.

Yogyakarta, 10 September 2016
Biro Pendidikan dan Pengkaderan  FKPMKP  DIY


0
Share
Postingan Lama Beranda

Ikuti Kami di Facebook

Katolik Papua

Post Terpopuler

  • Pelajaran Dari “Dismas”, Penjahat Sebelah Kanan Yesus di Salib
    Ilustrasi: Yesus,Dismas dan Gestas di palang kayu salib/ist   Oleh, Herman E. Degei "Kisah tentang orang hebat sudah sering kit...
  • Diskusi Seputar Ajaran-ajaran Sosial Gereja (ASG)
    Hasil Diskusi Forum Komunikasi Pelajar dan Mahasiswa Katolik Tanah Papua di Daerah Istimewa Yogyakarta (FKPMKP DIY) Topik  D...
  • Diskusi Tentang Filsafat St. Thomas Aquinas
    Hasil Diskusi Forum Komunikasi Pelajar dan Mahasiswa Katolik  Tanah Papua Daerah Istimewa Yogyakarta (FKPMKP DIY) Topik  Disk...
  • Misdinar: Melayani Tuhan Secara Sempurna
       Foto : saat -saat bersama Misdinar katefral Tiga Raja Timika, Seusai malam Kamis putih./doc.prib Man Banyak dari kita yang mengan...
  • Cerita Rakyat Kohei/Koyei Daba
    Ilustasi.ist ( Yesus Persi Suku Mee) Di daerah pedalaman Nabire, tepatnya daerah Makewapa, hiduplah satu kelurga yang miskin. Ke...
  • Kaldo: "Saya Dapat Banyak Manfaat dari Makrab FKPMKP DIY 2016"
    PesertaMakrab FKPMKP DIY 2016: Frans Tigi, Ansel Tebay,Yosinta Watae, Kaldo Dogomo, Yunita Wawon, Herman Degey, Petrus Tebay dan Daud Aga...
  • Bahasa Daerah Papua, Itu Budaya
    Kesepakatan  Anggota  FKPMKP Berdoa  Menggunakan Bahasa Daerah Bahasa adalah alat komunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang diha...
  • Diskusi FKPMKP DIY: Yesus Kristus dan Ajarannya
      Ilutrasi.@Design.Mank.Ist Topik              : Tuhan Yesus dan Ajarannya Moderator      : Manfred Kudiai Notulen         :...
  • Adven: Apa & Kenapa Perlu?
    Usai diskusi.(Foto: FKPMKP/Doc.Ist) Forum Komunikasi Pelajar Mahasiswa Katolik Tanah Papua Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu, (03/12...
  • Dimana Allah Berada?
    Dimana Allah Berada? Penulis : J.Darminta, SJ Penerbit : Kanisius Tahun : 2006 Tebal Buku : 47 halaman Dalam kehidupan kita ban...

Tag Lines

  • Brosure
  • GALERI
  • Hasil Diskusi
  • Opini dan Artikel
  • Sastra dan Budaya
  • Siaran FKPMKP

Video

Hubungi Kami

Nama

Email *

Pesan *

Hak Cipta © 2016 : FKPMKP DIY | Forum Komunikasi Pelajar dan Mahasiswa Katolik Tanah Papua di Daerah Istimewa Yogyakarta |

Created By ThemeXpose