Takut Mesti Dikelola dan Digunakan Sewajarnya


Ilustrasi. Sumber: Ist.
Sabtu (17/09/2016), sore, anggota Forum Komunikasi Pelajar dan Mahasiswa Katolik tanah Papua di Daerah Istimewa Yogyakarta (FKPMKP DIY)  mengemukakan pendapatnya masing-masing tentang 'Keberanian'.

Maria Yawarin, mahasiswa Papua asal Keuskupan Agung Merauke ini menjelaskan, ketakutan itu pasti ada dan hadir dalam irama hidup manusia. Keberanian, menurutnya, dibutuhkan justru saat seseorang merasa takut. 

"Setiap orang pasti merasa takut. Disana, keberanian itu perlu," jelas  Yawarin. 

Ada bebrapa kategori keberanian. Berani untuk melawan sesuatu, berani untuk menghadapi sesuatu dan keberanian untuk hal-hal lainnya.

Manfred Kudiai, mahasiswa Teknik Mesin asal Keuskupan Timika ini menjelaskan, dalam konteks tertentu, keberanian adalam modal awal.

"Saat kita berani, kita sudah memiliki sebagaian kemenangan," urai Kudiai.

Mahasiswa Papua lain asal Kerom, Keuskupan Jayapura, Sinta, menjelaskan hal yang sama. 

"Keberanian itu perlu, untuk hal apa saja. Keberanian itu untuk melatihnya harus dimulai dari hal-hal kecil, karena dari situlah, kita akan belajar percaya diri dan mampu untuk menyampaikan hal-hal tanpa perlu takut, grogi, canggung, dan lain-lain," jelas Sinta.

Andreas Takimai menambahkan, keberanian itu dapat dialami seseorang dengan jalan dilatih, tentu saja dengan banyak cara. 

"Rekoleksi, sharing dan diskusi, seperti di FKPMKP, itu bisa menjadikan seseorang jadi lebih berani," jelas Takimai.

"Percaya diri, kemauan,  tidak boleh pikir yang jadi kelemahan dalam diri kita," tambah Fani Inge Aria dan Marselina Mote.

Takimai menjelaskan, kadang-kadang, untutk orang Papua di tanah rantau (di luar tanah Papua), rasa takut itu muncul karena dalam pikirannya, seseorang sudah merasa bahwa orang luar Papua lebih mampu, lebih bisa, lebih pintar, lebih maju. Itu yang harus dihapus dari dalam batok kepala setiap orang Papua.

"Orang Papua harus percaya diri dan yakin bahwa mereka bisa, karena memang orang Papua juga sama dengan orang-orang lain," tegas Takimai.

Anggota FKPMKP sama-sama percaya bahwa setiap orang diciptakan secitra, segambar dan serupa dengan Allah sendiri, dan oleh karenanya, ketakutan sudah harus dikontrol dan dimunculkan seperlunya pada saat-saat yang memang penting dan dan digunakan sewajarnya. (ST)

Unknown

Tidak ada komentar :

Posting Komentar