Yogyakarta,
(FKPMKP DIY) –Forum Komunikasi Pelajar dan Mahasiswa
Katolik Tanah Papua Daerah Istimewa Yogyakarta (FKPMKP DIY), Sabtu, (28/05) melalukan sesi diskusi seputar ringkasan We Will Lose Everything. Bertempat di kantin Realino, Universitas Sanata Darma, Jln.
Gejayaan.
Dalam diskusi ini
mereka membahas tentang sebuah tuduhan terhadap militer dan polisi baru-baru
ini didokumentasikan oleh sebuah laporan terbaru dari Keuskupan Gereja Katolik
Brisbane, yang mengatakan warga Papua dipukuli, diintimidasi, disiksa, diculik
bahkan dibunuh di Papua. Ringkasan tersebut mereka (FKPMKP DIY) mengambil dari
papuaitukita.net, edisi 28 Mei 2016.
Isi laporan ini
dihimpun oleh Shadow Human Right Fact Finding Mission to West Papua yang
dibentuk oleh Brisbane Catholic Justice and Peace Commission, menyusul kunjungan
mereka ke Papua bulan lalu itu, Menurut
catholicleader.com.au, laporan resmi dari gereja Katolik Brisbane tentang ini juga
belum ada komentar dari para pejabat yang berwewenang di Indonesia.
Kemudian, latar belakang
dikeluarkannya dokumen ini Karena adanya penolakan pemerintah Indonesia menerima sebuah
proposal dari para pemimpin Tinggi Forum Kepulauan Pasifik pada September 2015,
maka Komisi JPIC Keuskupan Brisbane mengirim sebuah tim kecil untuk misi
pencari fakta tentang pelanggaran-pelanggaran HAM di Papua pada Februari
2016.” (Abstract laporan Brisbane).
Sementara itu, dalam
diskusi tersebut peserta menyampaikan sudut pandang mereka masing-masing setelah
membaca ringkasan “We Will Losee Everything” yang disusun oleh Badan Pengurus
Harian (BPH) FKPMKP DIY.
Banyak hal yang dikaji,
dikembangkan, dan dikritisi pada diskusi kali ini.
Akar dari kenapa Papua
mau melepaskan diri dari Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI), akarnya itu, dari pendiskrimasian terhadap orang Papua
sejak tahun 1960an sampai kini. (*)
Biro
Pendidikan dan Pengkaderan FKPMKP DIY
Tidak ada komentar :
Posting Komentar