![]() |
PINTU MASUK MENEMUKAN KEBERADAAN KEBUDAYAAN
DITENGAH ARUS PERUBAHAN DI PAPUA
Pengantar
Pertama-tama
perlu disadari bahwa Kebudayaan Papua belum jelas keberadaannya. Hal ini
disebabkan karena sejak Orang Papua ada diatas tanah Papua hingga kini tidak ada
yang namanya kebudayaan Papua beserta isinya yang berlaku umum bagi seluruh
orang Papua yang ratusan suku. Yang ada hanyalah keberagaman budaya dari setiap
suku yang jumlahnya ratusan (253 suku). Dalam kehidupan sehari-hari setiap suku
mencerminkan karateristik budayanya masing-masing. Sekalipun demikian, dalam
keberagaman suku di Papua terdapat nilai-nilai budaya yang sama yang kiranya
perlu digali lebih lanjut.
Istilah
budaya menjadi tidak lazim bagi kebanyakan orang dari berbagai kalangan mulai
dari masyarakat biasa hingga masyarakat terdidik. Dalam kehidupan sehari-hari
tentu kita mendengar istilah budaya atau kebudayaan yang diungkapkan orang
lain. Isi budaya yang diungkapkan tentu berbeda-beda pula yang tentu
dipengaruhi oleh pemahaman seseorang sejauh apa yang dipahaminya. Adapula orang
yang cenderung memahami budaya sejauh apa yang bisa dilihat secara langsung
dengan kasat mata seperti atribut. Apapula yang cenderung memahami budaya dari
sisi etika sopan santun. Tetapi adapula yang ikut-ikutan pembicaraan orang
lain. Lantas pertanyaannya: Apa sebenarnya yang dimaksud dengan budaya atau
kebudayaan dan apa isinya? Lalu, sejauhmana keberadaan keberagaman budaya orang
Papua ditengah arus perubahan masa kini?
Pengertian Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal
dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan
disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere,
yaitu mengolah atau mengerjakan. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai
"kultur" dalam bahasa Indonesia.
Bertitik
tolak dari arti harafiah tersebut, para ahli mendefinikan kebudayaan sebagai
sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau
gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia yang diimplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari sehingga budaya bersifat kompleks, abstrak dan luas. Hal ini
disebabkan karena budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan dan karya seni. Banyak aspek budaya turut
menentukan perilaku komunikatif seseorang. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Unsur-unsur
sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Bahasa dianggap sebagai bagian tak
terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya
diwariskan secara genetis, karena setiap anggota komunitas mempelajari budaya
melalui bahasa. Juga seseorang membutuhkan bahasa dalam membangun interaksi
sosial. Demikian pula, ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda
budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu
dipelajari.
Beberapa
alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari
budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan
oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri. Citra
yang memaksa itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya. Citra
budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan
pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam
anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan
pertalian dengan hidup mereka. Dengan demikian, budayalah yang menyediakan
suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan
memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
Kebudayaan
dipahami dalam konteks segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat yang telah
ditentukan oleh masyarakat itu sendiri, maka nampak jelas bahwa kebudayaan sangat erat hubungannya dengan komunitas
warga atau masyarakat. Misalnya pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,
hukum, adat istiadat dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang
sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu, kebudayaan sebagai sesuatu yang
turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain. Ini merupakan suatu
proses pembelajaran dan sekaligus internalisasi norma-norma budaya, nilai
sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius
dan lain-lain. Dengan demikian, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan
cipta masyarakat. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang
diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan
benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan
hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya
ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Wujud Kebudayaan
Perwujudan kebudayaan
dapat dibedakan menjadi tiga hal yakni Gagasan,
Aktivitas dan Karya.
Pertama; Gagasan (Wujud ideal).
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan
yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat
diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala
atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan
gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu
berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat
tersebut.
Kedua; Aktivitas (tindakan). Aktivitas
adalah wujud kebudayaan sebagai suatu
tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula
disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari
aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi,
mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya
menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan
sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
Ketiga;
Karya. Karya adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil
dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa
benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat dan didokumentasikan.
Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan
kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa
dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan
ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak)
manusia.
Bertitik tolak dari wujud budaya tersebut diatas, Budaya memiliki
beberapa elemen atau komponen penting yaitu sebagai barikut:
- Kebudayaan Material. Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, kongkrit berdasarkan temuan-temuan yang dihasilkan berupa barang-barang. Misalnya; seperti rumah, atribut perhiasan, busana, alat kerja, makanan, alat musik, alat-alat menyalakan api, tempat isi barang (noken), alat-alat transportasi,
- Kebudayaan Non Material. Kebudayaan non material adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi. Misalnya berupa norma-norma, dongeng, cerita rakyat, seni suara atau lagu-lagu daerah.
- Lembaga Sosial. Lembaga sosial dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam konteks berhubungan dan berkomunikasi di dalam masyarakat. Sistem sosial yang terbentuk dalam suatu Negara akan menjadi dasar dan konsep yang berlaku pada tatanan social masyarakat. Misalnya; struktur kepemimpinan yang masyarakat, peran laki-laki dan perempuan, sistim pendidikan.
- Sistem Kepercayaan. Bagaimana masyarakat mengembangkan dan membangun system kepercayaan atau keyakinan terhadap sesuatu. Hal ini akan mempengaruhi sistem penilaian yang ada dalam masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana memandang hidup dan kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara bagaimana berkomunikasi. Misalnya, berhubungan dengan relasi dengan alam, relasi dengan Tuhan dan relasi dengan sesame manusia.
- Sistim Matapencaharian. Sistem mata pencaharian ini terfokus pada bagaimana masyarakat mencari nafkah hidup sehari-hari. Misalnya; berburu dan meramu, beternak, bercocok tanam, menangkap ikan dan sebagainya.
- Estetika. Berhubungan dengan seni dan kesenian, musik, cerita, dongeng, hikayat, drama dan tari-tarian, yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala peran agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan dan efektif.
- Bahasa. Bahasa merupakan alat pengantar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap suku, bagian rumpun memiliki perbedaan yang sangat kompleks yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebu. Jadi keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan dipahami agar komunikasi lebih baik dan efektif dengan memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain.
Lantas;
sejauhmana orang Papua yang beranekaragam suku melestarikan budayanya ditengah
arus perubahan masa kini? Ini menjadi pokok diskusi lebih lanjut agar orang
Papua sendiri menyadari dan menemukan keberadaan budayanya menurut suku
masing-masing.
PERTANYAAN
1.
Pandangan orang lain terhadap
orang Papua terutama org mabuk yg distigma org luar sebagai budaya Papua?
2.
Bagaimana Sistim Perkawinan
Orang Papua? Harga, Ritus, dll?
3.
Langkah-langkah apa untuk
melestarikan Budaya?
4.
Kebudayaan itu apakah harus
diwariskan atau harus dipelajari?
5.
Pemerintah harus memproteksi
budaya, sekolah mengajarkan budaya.
6.
Bahasa Daerah semakin hilang
bagi anak, antara suami dan isteri. Bagaimana caranya kita mengajarkan bahasa
daerah di kota? Matapencaharian: SDA yang memberi nafkah hidup semakin hilang.
Bagaimana kita memproteksi SDA? Masyarakat lokal semakin tersingkir dari gereja
karena ikut-ikutan budaya suku lain yg dominan.
Sekian diskusi bersama FKPMKP,
Kamis 24 November
2013.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar